Rabu, 14 Februari 2018

Bebasan (suatu persepsi)

Pepatah Jawa atau disebut juga sebagai Bebasan atau Saloka merupakan susunan kalimat pendek (singkat) dan jika telaah (cari artinya) lebih jauh mempunyai makna yang begitu dalam. Terkadang makna yang terkandung didalamnya tidak hanya sekadar mengartikan (terjemahan/ alih bahasa). Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam setiap Bebasan ini hendaknya bertanya kepada orang yang lebih tua serta memahami seluk-beluk orang Jawa. 
kjlhug unen-unen ajeg panganggone ngemu surasa pepindhan kang dipindahake wonge

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
unen-unen ajeg panganggone ngemu surasa pepindhan kang dipindahake wonge

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
unen-unen ajeg panganggone ngemu surasa pepindhan kang dipindahake wonge

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
misalnya: 
Ajining dhiri gumantung soko lathi.
Ajining rogo gumantung soko busono.

Jika dilihat dari arti (terjemahan/alih bahasa) maka akan berbunyi harga diri seseorang dapat dilihat dari cara berbicara. Sedangkan penampilan seseorang merupakan perwakilan dari diri orang yang bersangkutan.
Namun apa sebenarnya makna dari Bebasan itu?
Baris pertama, sebagai manusia hendaknya tidak asal ngomong tanpa berpikir apa akibat yang akan timbul dikemudian hari. Selain itu, hendaknya dipertimbangkan pula (pe)rasa(an) orang lain. 
Baris kedua, bukan hanya penampilan yang dinomorsatukan tetapi rasa yang akan ditimbulkan dari penampilan tersebut. Jika penampilan yang diutamakan ketimbang rasa (pemaknaan) maka penilaian yang kemudian muncul adalah kesombongan belaka. Dan penampilan seseorang akan dinilai tidak bagus.
Bukankah dalam budaya Jawa mengajarkan untuk tidak sombong (baik lisan maupun perilaku) marang liyan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar