Gosip atau desas-desus adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan atau merupakan berita negatif.
Sepanjang yang saya tahu, secara sejarah gosip itu awal-awalnya justru dilakukan oleh kaum lelaki. Di Yunani pada era plato, gosip dilakukan oleh para senator untuk menjatuhkan lawan politiknya. Gosip pada awalnya adalah semacam black campaigne dalam istilah politik sekarang.
Perkembangan berikutnya adalah, ketika gosip yang awalnya semarak di senat, terbawa ke rumah. Isu gosip diperan sertai juga oleh para istri senator, yang diserang adalah para istri senator yang lain. Maka gosip tak lagi berjenis kelamin, ia menjadi mahluk un-identified sexual.
Fakta sejarah menununjukkan bahwa topik gosip adalah seputar kekayaan yang tidak sah dan percintaan yang tidak sah, secara sarkas, gosip adalah hiperbolistik perselingkuhan.
Sampai saat ini, kedua topik ini tak bergeser, hanya kontent dan materinya saja yang berkembang. Jika dahulu selingkuh cinta ada pada seputar lirikan seorang senator pada istri senator yang lain, kemudian berkembang pada seputaran rumah bordil dan makan malam bersama artis cantik. Pun dengan kekayaan, dari tadinya seputar kepemilikan kuda, hingga akhirnya sampai pada lamborgini, apartemen dan tambang batubara.
Jadi kalau ada.yang bilang, lelaki tidak bergosip, pastilah itu kesimpulan yang salah.
Bahkan Lelaki bisa lebih jahat dalam bergosip, apalagi kalau sudah urusan kekuasaan. Karenanya tak salah pula kalau penguasa disebut dengan zoon-gosipus, (binatang yang suka bergosip) melengkapi atribut lainnya sebagai zoon-politicos dan zoon-economicus,
Manusia itu.adalah "al gosifun Insan", mahluk pelupa yang suka gosip, tidak terbedakan apakah ia lelaki atau perempuan. Sebab tidak lelaki atau pun perempuan, Tuhan menganugerahi dengan sikap dengki dan hasad (energi kedengkian).*)
Jika merujuk pada buku Sapiens karya Yuval Noah Harari, aktifitas bergosip bahkan sudah ada sejak Homo Sapiens mengalami revolusi kognitif (antara 70.000-30.000 tahun yang lalu).
Kemampuan berbahasa Homo Sapiens yang berkembang dengan cara bergosip memungkinan ia mengembangkan kerjasama yang begitu canggih dan kompleks. **)
NB:
Tulisan ini diambil dari karya orang lain. Karya pertama adalah dari Bu Thriwaty Arsal, sedang karya yang kedua adalah dari Bpk Umar Hidayatullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar