Selasa, 22 Januari 2019

Bahasa dan Dialek

 
1.     Bahasa
Pengertian bahasa menurut para ahli:
a. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antarindividu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.

b. Sudaryono 
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadi kesalahpahaman.

c. William A. Havilland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

d. Marvin Harris
Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lain menurut seperangkat atuan sehingga mempunyai arti.

Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang mengikuti aturan tertentu agar dapat menimbulkan arti dan ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

Meskipun bersandar pada bahas untuk saling berkomunikasi satu sama lain, bahasa bukan lah satu-satunya sarana komunikasi. Sarana komunikasi lainnya adalah para bahasa (para-language) dan kinesika (kinesics).

Parabahasa, yaitu system bunyi yang menyertai bahasa. Parabahasa tidak membahas apa yang dikatakan, ia justru membahas bagaimana orang mengatakannya.
Misalnya, kata-kata yang tertelan menunjukkan bahwa si pembicara mungkin sedang mabuk. Kata dengan suara yang agak tinggi menunjukkan bahwa si pembicara dalam keadaan senang atau marah.

Kinesika, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan (message). Kinesika banyak dikenal orang melalui ungkapan “bahasa tubuh” (body language). Bahasa tubuh adalah suatu system sikap tubuh, ekspresi muka, dan gerakan tubuh yang mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat dikomunikasikan secara langsung, seperti gerakan tangan (menunjuk sesuatu). 

2.      Dialek
Variasi bahasa berdasarkan penuturnya antara lain: idiolek, dialek, kronolek atau dialek temporal, sosiolek atau dialek social. 

Idiolek, yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa dan susunan kalimat. Akan tetapi yang paling dominan adalah warna suara itu sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suaranya bicaranya tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya.
Mengenali idiolek seseorang dari bicaranya memang lebih mudah dari pada melalui karya tulisnya. Akan tetapi jika kita sering membaca karya Hamka, Alisyahbana, dll, maka pada suatu waktu jika kita menemukan selembar karya mereka, maka kita dapat menerka bahwa karya tersebut adalah sebuah karya dari orang yang sangat kita kenal sebelumnya.  Jika ada 100 orang berkumpul dalam satu tempat, maka aka nada 100 idiolek yang dapat kita jumpai. Meskipun diantara orang itu ada yang kembar. 

Dialek, yaitu variasi bahasa bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Para penutur dalam suatu dialek, meskipun merkea mempunyai idiolek yang berbeda dengan kelompok penutur lain. Misalnya, bahasa Jawa dialek Banyumas memiliki cirri tersendiri yang berbeda dengan cirri yang dimiliki bahasa Jawa dialek Pekalongan, Semarang, atau Rembang. 

Kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok social pada masa tertentu.
Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun 30-an, 50-an da variasi yang digunakan pada masa kini yang tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling tampak biasanya dari segi leksikon, karena bidang ini mudah sekali mengalami perubahan.

Sosiolek atau dialek social, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas social para penuturnya.
Variasi ini menyangkut usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan social ekonomi. Berdasarkan usia kita bisa melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh kanak-kanak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang lanjut usia.

Penggolongan bahasa yang ada dimasyarakat sangat beragam, antara lain berdasarkan bidang pemakaiannya dan tingkat keformalan.
a.       Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaiannya
Variasi bahasa ini menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa.variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata. Setiap bidang kegiatan ini biasanya mempunyai jumlah kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain. Namun demikian, variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak pula pada tataran morfologi dan sintaksis.
-          Ragam sastra
Variasi atau ragam bahasa sastra biasanya menekankan penggunaan bahasa dari segi estetis sehingga dipilihlah dan digunakanlah kosakata yang secara estetis memiliki cirri eufoni (kombinasi bunyi yang enak didengar) serta daya ungkap paling tepat. Dalam bahasa umum orang mengungkapkan sesuatu secara lugas dan polos, tetapi dalam bahasa sastra akan diungkap secara estetis.
Misalnya, dalam bahasa orang awam “saya sudah tua” tapi dalam bahasa sastra akan mengatakan “pagiku sudah melayang..”
-          Ragam jurnalistik
Ragam bahasa jurnalistik, lebih bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas.
Sederhana sebab harus dipahami dengan mudah.
Komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat.
Ringkas karena keterbatasan ruang dan waktu.
Dalam bahasa Indonesia ragam jurnalistik ini dikenal dengan dengan sering ditinggalkannya awalan me- dan ber-
-          Ragam militer
Dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, yaitu sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer Indonesia dikenal dengan penggunaan berbagai singkatan dan akronim.
-          Ragam ilmiah
Bercirikan lugas, jelas, dan bebas dari keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom.
Bebas dari keambiguan sebab bahasa ilmiah harus memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan makna, dan terbebas dari tafsiran makna yang berbeda. 

b.      Varaiasi bahasa berdasarkan bidang keformalannya
-          Ragam beku (frozen)
Adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, upacara pengambilan sumpah, akta notaries,surat keputusan.  
Disebut ragam beku sebab pola dan kaidahnya telah ditetapkan secara mantap dan tidak boleh diubah. Ragam ini dapat kita dapati dalam dokumen penting, sepertiUUD, naskah perjanjian jual beli, sewa-menyewa.
Susunan kalimat dalam ragam ini biasanya panjang,  bersifat kaku, dan kata-katanya lengkap.
-          Ragam resmi (formal)
Yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat menyurat dinas, buku pelajaran.
Ragam resmi ini pada dasarnya sama dengan ragam bahasa beku yang digunakan dalam situasi resmi (pola dan kaidah telah diatur secara mantap).
Jadi percakapan antar teman atau dalam keluarga tidak menggunakan ragam bahasa resmi. Namun dalam pembicaraan dalam acara peminangan atau dalam diskusi kelas/ kuliah menggunakan bahasa resmi.
-          Ragam usaha (konsultatif)
Adalah ragam bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah,dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Jadi ragam usaha ini merupakan ragam bahasa yang paling operasional. Wujud ragam bahasa ini yaitu diantara ragam formal dan informal atau ragam santai.
-          Ragam santai (kasual)
Adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib dalam waktu istirahat.
Ragam bahasa ini banyak menggunakan bentuk allegro, yaitu bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsure leksikal dialek dan unsure bahasa daerah.
-          Ragam akrab (intimate)
Yaitu variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penuturnya yang hubungannya sudah akrab. Ragam ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek dan dengan artikulasi yang sering tidak jelas. Sebab mereka sudah saling mengerti.

3.      Keterkaitan antara bahasa dan dialek
Dialek dapat dibedakan menjadi:
-          Dialek regional, yaitu dialek yang dibatasi tempat.
Misalnya, dialek Melayu Manado dan Jawa Banyumas
-          Dialek social,yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok social tertentu
Misalnya, dialek wanita di jepang
-          Dialek temporal, yaitu dialek bahasa yang berbeda dari waktu ke waktu
Misalnya, dialek melayu kuno, melayu klasik, melayu modern. Jawa kuno (wayang), dan sekarang.

4.      Keberadaan dan perkembangan tradisi lisan masyarakat
Tradisi lisan di Indonesia memiliki beberapa cirri khas, yaitu:
a.       Paparannya panjang lebar dalam menggunakan bahasa
b.      Menggunakan pola dan susunan baku untuk membantu pencerita memproses ucapan dan  mengingat teksnya
c.       Rangkaian cerita berisi peristiwa yang benar-benar terjadi, dongeng khayalan atau teks keagamaan
d.      Pembawa cerita akan menambahkan gaya dan sikapnya sendiri, memperbesar tokoh tertentu yang merka sukai, atau menambah kelucuan sesuai selera

Beberapa contoh tradisi lisan di Indonesia:
a.       Wayang beber
Merupakan bentuk teater jawa yang sarat dengan ritual keagamaan. Bentuk wayang ini dilukis pada gulungan kertas kulit kayu yang menampilkan adegan pengembara kesatria mitis zaman dulu
b.      Wayang kulit
Merupakan bentuk teater boneka yang terdapat di Jawa dan Bali. Kumpulan lakonnya banyak berasal dari tradisi india dan jawa.
c.       Mak yong
Berasal dari Pattani di Muangthai Selatan yang popular pada abad ke-16. Teater ini menyebar ke selatan melalui semenanjung melayu ke singapura dan ke Riau, Sumut, dan Kalbar. Pertunjukan ini merupakan paduan dari berbagai tradisi kebudayaan, baik etnis maupun keagamaan
d.      Didong
Merupakan bentuk kesenian tradisional orang Gayo, Aceh. Pertunjukan ini sering berbentuk pertandingan antara dua kelompok yang saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi (syair)
e.       Wor
Merupakan kesenian dengan menggunakan gaya menyanyi, menari, dan berpesta.
f.       Tanggamo
Merupakan bentuk puisi sastra lisan Gorontalo, Sulut. Syair tanggamo menceritakan kisah yang sedang hangat atau peristiwa yang menatik dilingkungan sekitar. Selain untuk menghibur, juga berfungsi sebagai alat penerangan,. Tanggamo menerangkan peristiwa sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan
g.      Rebab pariaman
Berasal dari Sumbar.
Penyampaian cerita dilakukan oleh tukang rabab yang biasanya laki-laki (sekarang laki-laki tua). Tukang rabab semuanya merupakan orang asli pariaman
h.      Pantun sunda
Merupakan bentuk penceritaan bersyait Sunda (Jabar). Tradisi ini dipertunjukkan dengan diiringi music kecapi indung. Cerita pantun merupakan percampuran antara percakapan,lagu, dan syair

5.      Berbagai bahasa local di Indonesia
Menurut Diemron Ihsan, perolehan bahasa daerah sebagai bahasa pertama mempunyai cirri-ciri sebagai berikut;
1.      Diperoleh melalui proses setengah sadar
Tahap ini terjadi pada saat seseorang masih bayi dan diperoleh melalui proses setengah sadar. Hamper semua anak menguasai system bahasanya, kecuali anak yang mengalami cacar fisik yang mempengaruhi system alat ucap dan system nalar.
2.      Melalui proses informal
Bahasa pertama diperoleh seseorang dengan proses alamiah, yakni melalui proses mendengar atau menyimak (listening) kemudian menirukan bunyi atau kata yang didengar berulang-ulang (repetition-speaking) dari orang-orang terdekatnya seperti keluarga
3.      Dari perolehan bahasa pertama
Bahasa tersebut diperoleh seseorang ketika dia belum memilliki latar belakang bahasa apapun. Jika si anak telah memiliki latar belakang suatu bahasa lain, bahasa daerah yang diperolehnya itu bukan lagi sebagai bahasa pertama, tetapi sebagai bahasa yang kedua.

Menurut para ahli, bahasa di Indonesia terdapat sekitar 150-250 bahasa daerah. Umumnya bahasa ini diklasifikasikan menurut suku-suku. Misalnya, bahasa Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Dayak, dll.

Bahasa Jawa banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.  Dalam bahasa jawa juga terdapat keragaman dialek yang ada didalamnya. Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Jawa, terutama di beberapa wlayah bagian Banten, seperti Kab Serang dan Tangerang; Jawa Barat, seperti dikawasan Pantai Utara yang terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon; Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahasa Jawa tidak hanya berkembang di tanah Jawa, melainkan diluar wilayah Jawa pun berkembang, seperti di Lampung, Bengkulu, Sumut. Umumnya bahasa Jawa tersebut di bawa oleh masyarakat Jawa yang tinggal di sana atau bekerja di daerah tersebut dan menikah dengan penduduk asli daerah tersebut. Kemudian menyebut diri mereka keturunan Jawa, misalnya, Pujakesuma (Putra Jawa keturunan Sumatra). 

Dialek bahasa Jawa dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dialek daerah dan social. Menurut Uhlenbeck, klasifikasi dialek bahasa jawa berdasarkan dialek daerah, dialek bahasa jawa di Jawa bagian barat terdiri dari dialek Banten, Indramayu-Cirebon, Tegal Banyumasan, Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumasan). Dialek jawa jenis ini disebut bahasa jawa ngapak-ngapak.

Sementara itu, dialek jawa di bagian tengah terdiri dari dialek Pekalongan, Kedu, Begelan, Semarang, Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Blora, Surakarta, dan Yogyakarta. Dialek jawa dibagian ini sering disebut sebagai bahasa jawa standar, khususnya dialek Surakarta dan Yogyakarta.

Dialek Jawa dibagian Timur (Tuban dan Bojonegoro), Surabaya, Malang, Tengger, Banyuwangi. Sering disebut sebagai bahasa Jawa Timuran.

Dialek social bahasa jawa terdiri dari dialek Ngoko, Ngoko Andhap, Madya, Madhyantara, Kromo, Kromo Inggil, Bagongan, dan Kedhaton. Kedua dialek yang terakhir dipakai dikalangan keratin yang oleh masyarakat awam kurang memahaminya.

6.      Nurochman Hanafi menyatakan bahwa seseorang harus peduli terhadap bahasa dengan alasan sebagai berikut:

1.      Keberagaman itu penting
Jika suatu bahasa mati, akan terjadi kehilangan pengetahuan yang diwariskan. Melemahnya keberagaman bahasa membuat kekuatan adaptasi atas makhluk hidup merosost dan berakibat pada rendahnya pengetahuan masyarakat
2.      Bahasa pengungkap identitas social
Bahassa merupakan dasar bagi semua kegiatan budaya, pengungkap identitas dan symbol masyarakatnya, sehingga bahasa akan selalu dikenang penuturnya. Sebagai ungakapan identitas social, bahasa perlu disosialisasikan dengan alasan bahwa kehilangan bahasa berarti kehancuran sebuah kebudayaan
3.      Bahasa penjejakan sejarah
Tidak di[ungkiri bahasa merupakan “kapsul sejarah” penuturnya. Apa yang diungkapkannya merupakan representasi masanya pada saat itu
4.      Bahasa sebagai penyumbang pengetahuan insane
Melalui bahasa seseorang belajar berbagai macam ilmu pengetahuan. Sangat disayangkan jika seseorang  hanya mampu menguasai satu bahasa saja (monolingual) sehingga menyulitkan interaksi social di luar masyarakat pemakainya
5.      Bahasa itu unik dan menarik
Tidak ada dua bahasa di dunia ini yang persis sama. Perbedaan dapat terletak pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantic
7.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar