1. Bahasa
Pengertian bahasa menurut para ahli:
a. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antarindividu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
b. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadi kesalahpahaman.
c. William A. Havilland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
d. Marvin Harris
Bahasa merupakan suatu system komunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lain menurut seperangkat atuan sehingga mempunyai arti.
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang
mengikuti aturan tertentu agar dapat menimbulkan arti dan ditangkap oleh semua
orang yang berbicara dalam bahasa itu.
Meskipun bersandar pada bahas untuk
saling berkomunikasi satu sama lain, bahasa bukan lah satu-satunya sarana
komunikasi. Sarana komunikasi lainnya adalah para bahasa (para-language) dan kinesika (kinesics).
Parabahasa, yaitu system bunyi yang
menyertai bahasa. Parabahasa tidak membahas apa yang dikatakan, ia justru
membahas bagaimana orang mengatakannya.
Misalnya, kata-kata yang tertelan
menunjukkan bahwa si pembicara mungkin sedang mabuk. Kata dengan suara yang
agak tinggi menunjukkan bahwa si pembicara dalam keadaan senang atau marah.
Kinesika, yaitu gerakan tubuh yang
digunakan untuk menyampaikan pesan (message). Kinesika banyak dikenal orang
melalui ungkapan “bahasa tubuh” (body language). Bahasa tubuh adalah suatu
system sikap tubuh, ekspresi muka, dan gerakan tubuh yang mengandung pesan
tertentu. Pesan tersebut dapat dikomunikasikan secara langsung, seperti gerakan
tangan (menunjuk sesuatu).
2. Dialek
Variasi bahasa berdasarkan penuturnya
antara lain: idiolek, dialek, kronolek atau dialek temporal, sosiolek atau
dialek social.
Idiolek, yaitu variasi
bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang
mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini
berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa dan susunan kalimat.
Akan tetapi yang paling dominan adalah warna suara itu sehingga jika kita cukup
akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suaranya bicaranya tanpa melihat
orangnya kita dapat mengenalinya.
Mengenali idiolek seseorang dari
bicaranya memang lebih mudah dari pada melalui karya tulisnya. Akan tetapi jika
kita sering membaca karya Hamka, Alisyahbana, dll, maka pada suatu waktu jika
kita menemukan selembar karya mereka, maka kita dapat menerka bahwa karya
tersebut adalah sebuah karya dari orang yang sangat kita kenal sebelumnya. Jika ada 100 orang berkumpul dalam satu
tempat, maka aka nada 100 idiolek yang dapat kita jumpai. Meskipun diantara
orang itu ada yang kembar.
Dialek, yaitu variasi
bahasa bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada
satu tempat, wilayah, atau area tertentu.
Para penutur dalam suatu dialek,
meskipun merkea mempunyai idiolek yang berbeda dengan kelompok penutur lain.
Misalnya, bahasa Jawa dialek Banyumas memiliki cirri tersendiri yang berbeda
dengan cirri yang dimiliki bahasa Jawa dialek Pekalongan, Semarang, atau
Rembang.
Kronolek
atau dialek temporal,
yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok social pada masa tertentu.
Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada
masa tahun 30-an, 50-an da variasi yang digunakan pada masa kini yang tentunya
berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling
tampak biasanya dari segi leksikon, karena bidang ini mudah sekali mengalami
perubahan.
Sosiolek
atau dialek social,
yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas social
para penuturnya.
Variasi ini menyangkut usia, pendidikan,
seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan social ekonomi. Berdasarkan
usia kita bisa melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh
kanak-kanak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang lanjut usia.
Penggolongan bahasa yang ada
dimasyarakat sangat beragam, antara lain berdasarkan bidang pemakaiannya dan
tingkat keformalan.
a. Variasi bahasa
berdasarkan bidang pemakaiannya
Variasi bahasa ini menyangkut bahasa itu
digunakan untuk keperluan atau bidang apa.variasi bahasa berdasarkan bidang
kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata. Setiap
bidang kegiatan ini biasanya mempunyai jumlah kosakata khusus atau tertentu
yang tidak digunakan dalam bidang lain. Namun demikian, variasi berdasarkan
bidang kegiatan ini tampak pula pada tataran morfologi dan sintaksis.
-
Ragam
sastra
Variasi atau ragam bahasa sastra
biasanya menekankan penggunaan bahasa dari segi estetis sehingga dipilihlah dan
digunakanlah kosakata yang secara estetis memiliki cirri eufoni (kombinasi bunyi yang enak didengar) serta daya ungkap
paling tepat. Dalam bahasa umum orang mengungkapkan sesuatu secara lugas dan
polos, tetapi dalam bahasa sastra akan diungkap secara estetis.
Misalnya, dalam bahasa orang awam “saya
sudah tua” tapi dalam bahasa sastra akan mengatakan “pagiku sudah melayang..”
-
Ragam
jurnalistik
Ragam bahasa jurnalistik, lebih bersifat
sederhana, komunikatif, dan ringkas.
Sederhana sebab harus
dipahami dengan mudah.
Komunikatif karena
jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat.
Ringkas karena
keterbatasan ruang dan waktu.
Dalam bahasa Indonesia ragam jurnalistik
ini dikenal dengan dengan sering ditinggalkannya awalan me- dan ber-
-
Ragam
militer
Dikenal dengan cirinya yang ringkas dan
bersifat tegas, yaitu sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh
dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer Indonesia dikenal dengan penggunaan
berbagai singkatan dan akronim.
-
Ragam
ilmiah
Bercirikan lugas, jelas, dan bebas dari
keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom.
Bebas dari keambiguan sebab bahasa
ilmiah harus memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan
makna, dan terbebas dari tafsiran makna yang berbeda.
b. Varaiasi bahasa
berdasarkan bidang keformalannya
-
Ragam
beku (frozen)
Adalah variasi bahasa yang paling
formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya,
upacara pengambilan sumpah, akta notaries,surat keputusan.
Disebut ragam beku sebab pola dan
kaidahnya telah ditetapkan secara mantap dan tidak boleh diubah. Ragam ini
dapat kita dapati dalam dokumen penting, sepertiUUD, naskah perjanjian jual
beli, sewa-menyewa.
Susunan kalimat dalam ragam ini biasanya
panjang, bersifat kaku, dan kata-katanya
lengkap.
-
Ragam
resmi (formal)
Yaitu variasi bahasa yang digunakan
dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat menyurat dinas, buku pelajaran.
Ragam resmi ini pada dasarnya sama
dengan ragam bahasa beku yang digunakan dalam situasi resmi (pola dan kaidah
telah diatur secara mantap).
Jadi percakapan antar teman atau dalam
keluarga tidak menggunakan ragam bahasa resmi. Namun dalam pembicaraan dalam
acara peminangan atau dalam diskusi kelas/ kuliah menggunakan bahasa resmi.
-
Ragam
usaha (konsultatif)
Adalah ragam bahasa yang lazim digunakan
dalam pembicaraan biasa di sekolah,dan rapat-rapat atau pembicaraan yang
berorientasi pada hasil atau produksi. Jadi ragam usaha ini merupakan ragam
bahasa yang paling operasional. Wujud ragam bahasa ini yaitu diantara ragam
formal dan informal atau ragam santai.
-
Ragam
santai (kasual)
Adalah variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman
karib dalam waktu istirahat.
Ragam bahasa ini banyak menggunakan
bentuk allegro, yaitu bentuk kata
atau ujaran yang dipendekkan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsure leksikal
dialek dan unsure bahasa daerah.
-
Ragam
akrab (intimate)
Yaitu variasi bahasa yang biasa
digunakan oleh para penuturnya yang hubungannya sudah akrab. Ragam ini ditandai
dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek dan dengan artikulasi yang
sering tidak jelas. Sebab mereka sudah saling mengerti.
3. Keterkaitan
antara bahasa dan dialek
Dialek dapat dibedakan menjadi:
-
Dialek
regional, yaitu dialek yang dibatasi tempat.
Misalnya, dialek Melayu Manado dan Jawa
Banyumas
-
Dialek
social,yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok social tertentu
Misalnya, dialek wanita di jepang
-
Dialek
temporal, yaitu dialek bahasa yang berbeda dari waktu ke waktu
Misalnya, dialek melayu kuno, melayu
klasik, melayu modern. Jawa kuno (wayang), dan sekarang.
4. Keberadaan dan
perkembangan tradisi lisan masyarakat
Tradisi lisan di Indonesia memiliki
beberapa cirri khas, yaitu:
a. Paparannya
panjang lebar dalam menggunakan bahasa
b. Menggunakan pola
dan susunan baku untuk membantu pencerita memproses ucapan dan mengingat teksnya
c. Rangkaian cerita
berisi peristiwa yang benar-benar terjadi, dongeng khayalan atau teks keagamaan
d. Pembawa cerita
akan menambahkan gaya dan sikapnya sendiri, memperbesar tokoh tertentu yang
merka sukai, atau menambah kelucuan sesuai selera
Beberapa contoh tradisi lisan di
Indonesia:
a. Wayang beber
Merupakan bentuk teater jawa yang sarat
dengan ritual keagamaan. Bentuk wayang ini dilukis pada gulungan kertas kulit
kayu yang menampilkan adegan pengembara kesatria mitis zaman dulu
b. Wayang kulit
Merupakan bentuk teater boneka yang
terdapat di Jawa dan Bali. Kumpulan lakonnya banyak berasal dari tradisi india
dan jawa.
c. Mak yong
Berasal dari Pattani di Muangthai
Selatan yang popular pada abad ke-16. Teater ini menyebar ke selatan melalui
semenanjung melayu ke singapura dan ke Riau, Sumut, dan Kalbar. Pertunjukan ini
merupakan paduan dari berbagai tradisi kebudayaan, baik etnis maupun keagamaan
d. Didong
Merupakan bentuk kesenian tradisional
orang Gayo, Aceh. Pertunjukan ini sering berbentuk pertandingan antara dua
kelompok yang saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi (syair)
e. Wor
Merupakan kesenian dengan menggunakan
gaya menyanyi, menari, dan berpesta.
f. Tanggamo
Merupakan bentuk puisi sastra lisan
Gorontalo, Sulut. Syair tanggamo menceritakan kisah yang sedang hangat atau
peristiwa yang menatik dilingkungan sekitar. Selain untuk menghibur, juga
berfungsi sebagai alat penerangan,. Tanggamo menerangkan peristiwa sejarah,
mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan
g. Rebab pariaman
Berasal dari Sumbar.
Penyampaian cerita dilakukan oleh tukang
rabab yang biasanya laki-laki (sekarang laki-laki tua). Tukang rabab semuanya
merupakan orang asli pariaman
h. Pantun sunda
Merupakan bentuk penceritaan bersyait
Sunda (Jabar). Tradisi ini dipertunjukkan dengan diiringi music kecapi indung.
Cerita pantun merupakan percampuran antara percakapan,lagu, dan syair
5. Berbagai bahasa
local di Indonesia
Menurut Diemron Ihsan, perolehan bahasa
daerah sebagai bahasa pertama mempunyai cirri-ciri sebagai berikut;
1. Diperoleh
melalui proses setengah sadar
Tahap ini terjadi pada saat seseorang
masih bayi dan diperoleh melalui proses setengah sadar. Hamper semua anak
menguasai system bahasanya, kecuali anak yang mengalami cacar fisik yang
mempengaruhi system alat ucap dan system nalar.
2. Melalui proses
informal
Bahasa pertama diperoleh seseorang
dengan proses alamiah, yakni melalui proses mendengar atau menyimak (listening)
kemudian menirukan bunyi atau kata yang didengar berulang-ulang
(repetition-speaking) dari orang-orang terdekatnya seperti keluarga
3. Dari perolehan
bahasa pertama
Bahasa tersebut diperoleh seseorang
ketika dia belum memilliki latar belakang bahasa apapun. Jika si anak telah
memiliki latar belakang suatu bahasa lain, bahasa daerah yang diperolehnya itu
bukan lagi sebagai bahasa pertama, tetapi sebagai bahasa yang kedua.
Menurut para ahli, bahasa di Indonesia
terdapat sekitar 150-250 bahasa daerah. Umumnya bahasa ini diklasifikasikan
menurut suku-suku. Misalnya, bahasa Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Dayak,
dll.
Bahasa Jawa banyak digunakan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dalam bahasa jawa juga terdapat keragaman dialek yang ada didalamnya.
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Jawa, terutama di
beberapa wlayah bagian Banten, seperti Kab Serang dan Tangerang; Jawa Barat,
seperti dikawasan Pantai Utara yang terbentang dari pesisir utara Karawang,
Subang, Indramayu, dan Cirebon; Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahasa Jawa tidak hanya berkembang di tanah Jawa, melainkan diluar wilayah Jawa pun berkembang, seperti di Lampung, Bengkulu, Sumut. Umumnya bahasa Jawa tersebut di bawa oleh masyarakat Jawa yang tinggal di sana atau bekerja di daerah tersebut dan menikah dengan penduduk asli daerah tersebut. Kemudian menyebut diri mereka keturunan Jawa, misalnya, Pujakesuma (Putra Jawa keturunan Sumatra).
Dialek bahasa Jawa dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dialek daerah dan social. Menurut
Uhlenbeck, klasifikasi dialek bahasa jawa berdasarkan dialek daerah, dialek
bahasa jawa di Jawa bagian barat terdiri dari dialek Banten, Indramayu-Cirebon,
Tegal Banyumasan, Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumasan). Dialek jawa jenis
ini disebut bahasa jawa ngapak-ngapak.
Sementara itu, dialek jawa di bagian
tengah terdiri dari dialek Pekalongan, Kedu, Begelan, Semarang, Pantai Utara
Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Blora, Surakarta, dan Yogyakarta. Dialek
jawa dibagian ini sering disebut sebagai bahasa jawa standar, khususnya dialek
Surakarta dan Yogyakarta.
Dialek Jawa dibagian Timur (Tuban dan
Bojonegoro), Surabaya, Malang, Tengger, Banyuwangi. Sering disebut sebagai
bahasa Jawa Timuran.
Dialek social bahasa jawa terdiri dari
dialek Ngoko, Ngoko Andhap, Madya, Madhyantara, Kromo, Kromo Inggil, Bagongan,
dan Kedhaton. Kedua dialek yang terakhir dipakai dikalangan keratin yang oleh
masyarakat awam kurang memahaminya.
6. Nurochman Hanafi
menyatakan bahwa seseorang harus peduli terhadap bahasa dengan alasan sebagai
berikut:
1. Keberagaman itu
penting
Jika suatu bahasa mati, akan terjadi
kehilangan pengetahuan yang diwariskan. Melemahnya keberagaman bahasa membuat
kekuatan adaptasi atas makhluk hidup merosost dan berakibat pada rendahnya
pengetahuan masyarakat
2. Bahasa
pengungkap identitas social
Bahassa merupakan dasar bagi semua
kegiatan budaya, pengungkap identitas dan symbol masyarakatnya, sehingga bahasa
akan selalu dikenang penuturnya. Sebagai ungakapan identitas social, bahasa
perlu disosialisasikan dengan alasan bahwa kehilangan bahasa berarti kehancuran
sebuah kebudayaan
3. Bahasa
penjejakan sejarah
Tidak di[ungkiri bahasa merupakan
“kapsul sejarah” penuturnya. Apa yang diungkapkannya merupakan representasi
masanya pada saat itu
4. Bahasa sebagai penyumbang
pengetahuan insane
Melalui bahasa seseorang belajar
berbagai macam ilmu pengetahuan. Sangat disayangkan jika seseorang hanya mampu menguasai satu bahasa saja
(monolingual) sehingga menyulitkan interaksi social di luar masyarakat pemakainya
5. Bahasa itu unik
dan menarik
Tidak ada dua bahasa di dunia ini yang
persis sama. Perbedaan dapat terletak pada tataran fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantic
7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar