Proses terjadinya konflik
a. Oposisi atau ketidakcocokan potensial,
adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempatan untuk munculnya konflik. Kondisi
terebut dapat muncul karena komunikasi, struktur, dan variable pribadi.
Komunikasi yang buruk dapat menghalangi kolaburasi dan merangsang
kesalahpahaman.
Struktur meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang
diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan yuridikasi, kecocokan anggota
tujuan, gaya kepemimpinan, system imbalan, dan derajat ketergantungan antara
kelompok-kelompok.
Variable pribadi dapat mengawali sebuah konflik. Misalnya: tidak
menyukai suaranya, pakaiannya, dan kaca matanya.
b. Kognisi dan personalisasi, adalah persepsi
dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang sedang
dihadapi.
Persepsi akan berlanjut pada tingakat terasakan, yaitu pelibatan
emosional dalam suatu politik. Pelibatan inilah yang akan menciptakan
kecemasan, ketegangan, frustasi, dan permusuhan.
c. Maksud, adalah keputusan untuk bertindak
dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang berkonflik.
d. Perilaku, mencakup pernyataan, tindakan
dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang
agresif, ancaman dan ultimatum, serangan verbal yang tegas, pernyataan atau
tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salah
paham kecil.
e. Hasil adalah jalinan aksi-reaksi antara
pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional
dalam arti merintangi kenerja kelompok, atau berfungsional dalam arti
merintangi kenerja kelompok oleh pihak-pihak yang berkonflik.
hal: 172
Sumber:
Taupan, Muhamad dan Ine Ariyani Suwita. 2017.
Sosiologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar