Minggu, 24 Maret 2019

Proses Terbentuknya Konflik


Proses terjadinya konflik
a.      Oposisi atau ketidakcocokan potensial, adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempatan untuk munculnya konflik. Kondisi terebut dapat muncul karena komunikasi, struktur, dan variable pribadi.
Komunikasi yang buruk dapat menghalangi kolaburasi dan merangsang kesalahpahaman.
Struktur meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan yuridikasi, kecocokan anggota tujuan, gaya kepemimpinan, system imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok.
Variable pribadi dapat mengawali sebuah konflik. Misalnya: tidak menyukai suaranya, pakaiannya, dan kaca matanya.  
b.     Kognisi dan personalisasi, adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang sedang dihadapi.
Persepsi akan berlanjut pada tingakat terasakan, yaitu pelibatan emosional dalam suatu politik. Pelibatan inilah yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, dan permusuhan.
c.      Maksud, adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang berkonflik.
d.     Perilaku, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum, serangan verbal yang tegas, pernyataan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salah paham kecil.
e.      Hasil adalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti merintangi kenerja kelompok, atau berfungsional dalam arti merintangi kenerja kelompok oleh pihak-pihak yang berkonflik.
hal: 172
Sumber:
Taupan, Muhamad dan Ine Ariyani Suwita. 2017. Sosiologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar