Faktor pendorong perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Jelaskan dan berilah 3 contoh pada bagian masing-masing faktor tersebut.
Rabu, 31 Juli 2019
Perubahan Sosial
Selasa, 23 Juli 2019
Teori Pembentukan Kelompok Sosial
Beberapa teori
yang berkaitan dengan pembentukan kelompok social, antara lain:
1) Teori
Aktivitas-Interaksi-Sentimen
Teori yang
dikemukakan oleh George C. Homans ini mengemukakan bahwa kelompok terbentuk
karena individu-individu melakukan aktivitas bersama secara intensif sehingga
memperluas wujud dan cakupan interaksi di antara mereka. Pada akhirnya, akan
muncul sentimen (emosi atau perasaan) keterikatan satu sama lain sebagai faktor
pembentuk kelompok sosial.
2) Teori
Alasan Praktis
Teori alasan praktis (practicalities
of group formation) dari H. Joseph berasumsi bahwa individu bergabung dalam
suatu kelompok untuk memenuhi beragam kebutuhan praktis.
Abraham H. Maslow mengidentifikasi beberapa kebutuhan praktis tersebut, yaitu:
Abraham H. Maslow mengidentifikasi beberapa kebutuhan praktis tersebut, yaitu:
Ø kebutuhan-kebutuhan
fisik (udara, air, makanan, pakaian),
Ø kebutuhan
rasa aman,
Ø kebutuhan
untuk menyayangi dan disayangi,
Ø kebutuhan
terhadap penghargaan (dari dirinya sendiri dan orang lain),
Ø kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri (menggali segenap potensi) dan bertumbuh.
3) Teori
Hubungan Pribadi
Teori ini disebut juga sebagai
teori FIRO-B (Fundamental Interpersonal
Relation Orientation Behavior) dan dikemukakan oleh W.C. Schutz. Inti teori
FIRO-B ialah bahwa manusia berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
hubungan antar pribadi, yakni :
Ø Kebutuhan
inklusi, yakni kebutuhan untuk terlibat dan tergabung dalam suatu kelompok.
Ø Kebutuhan
kontrol, yaitu kebutuhan akan arahan, petunjuk, serta pedoman berperilaku dalam
kelompok.
Ø Kebutuhan
afeksi, yakni kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian dalam kelompok.
Sejalan dengan itu, W.C. Schutz membagi anggota kelompok atas dua tipe, yaitu :
Sejalan dengan itu, W.C. Schutz membagi anggota kelompok atas dua tipe, yaitu :
·
Tipe yang membutuhkan (wanted), yaitu membutuhkan inklusi (ingin diajak, ingin
dilibatkan), membutuhkan kontrol (ingin mendapat arahan, ingin dibimbing), dan
membutuhkan afeksi (ingin diperhatikan, ingin disayangi).
·
Tipe yang memberi (expressed), yakni memberi inklusi (mengajak, melibatkan orang
lain), memberi kontrol (mengarahkan, memimpin, membimbing), dan memberi afeksi
(memperhatikan, menyayangi).
4) Teori
Identitas Sosial
Teori yang dikemukakan oleh M.
Billig ini menegaskan bahwa kelompok terbentuk karena adanya sekumpulan
orang-orang yang menyadari atau mengetahui adanya satu identitas sosial
bersama. Adapun identitas sosial dapat dimaknai sebagai proses yang mengikatkan
individu pada kelompoknya dan menyebabkan individu menyadari diri sosial (social self) atau status yang melekat
padanya. Kesamaan identitas lantas menjadi faktor pemersatu individu hingga
membentuk suatu kelompok sosial.
5) Teori
Identitas Kelompok
Teori yang dikembangkan oleh
D.L. Horowitz ini mengemukakan bahwa individu-individu dapat mengelompok karena
memiliki kesamaan identitas etnis atau suku bangsa. Identitas etnis tersebut,
misalnya, mewujud pada ciri fisik (baik bawaan lahir maupun akibat perlakuan
tertentu seperti dikhitan), kebiasaan hidup, bahasa, atau ekspresi budaya.
6) Teori
Kedekatan (Propinquity)
Teori ini dikemukakan oleh
Fred Luthans. Asumsi teori propinquity ialah bahwa seseorang
berkelompok dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerah (spatial
and geographical proximity). Sebagai contoh, seorang pelajar yang duduk
berdekatan dengan seorang pelajar lain di kelas akan lebih mudah membentuk
kelompok, dibanding dengan pelajar yang berbeda kelas. Dalam suatu kantor,
pegawai-pegawai yang bekerja seruangan juga akan mudah mengelompok,
dibandingkan pegawai-pegawai yang secara fisik terpisahkan satu sama lain.
sumber:
http://smadm.blogspot.com/2016/01/teori-pembentukan-kelompok-sosial.html
Minggu, 21 Juli 2019
Perubahan Sosial
Definisi Perubahan Sosial menurut para ahli:
1. Selo Soemardjan, perubahan sosial
adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di
antara kelompok masyarakat.
2. Samuel Koenig, perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yg terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia.
3. Gillin dan Gillin, perubahan social sebagai
suatu variabel dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
4. William Fielding Ogburn, perubahan social
adalah perubahan-perubahan yang meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang
material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Rambu-rambu tugas:
Bentuklah kelompok yang terdiri dari empat siswa.
Kemudian buktikan definisi perubahan sosial dari para ahli di atas yang disertai dengan contoh dalam masyarakat.
Selasa, 25 Juni 2019
Perbedaan Konflik dan Kekerasan
Selasa, 14 Mei 2019
Integrasi dan Reintegrasi Sebagai Upaya Pemecahan Konflik Sosial dan Kekerasan1
A.
Integrasi
social
Menurut
KBBI, integrasi diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan.
Sedang
kata sosial, merujuk pada msyarakat atau pun kelomok yang sifatnya luas, bukan
individu.
Menurut
Paul B. Horton, integrasi social merupakan proses pengembangan masyarakat
ketika segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan bersama-sama dalam
kehidupan budaya dan ekonomi.
Jika
dikaitkan dengan konflik dan ekonomi, integrasi social dimaknai sebagai upaya
memperbaiki atau mengembalikan persatuan dan harmoni social dalam masyarakat. Integrasi
social merupakan tujuan akhir dari upaya penyelesaian konflik dan kekerasan. Tanpa
terciptanya integrasi social pasca konflik, masyarakat menjadi sulit berbaur
dan mudah tersulut konflik kembali.
B.
Proses
Terwujudnya Integrasi Social
Alur
proses menciptakan integrasi social pascakonflik dan kekerasan:
1)
Pada
awalnya konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat perbedaan dalam masyarakat
2)
Konflik
dan kekerasan diredam dan diselesaikan dengan cara melakukan akomodasi yang
disesuaikan dengan sumber/akar konflik
3)
Penyelesaian
konflik dan kekerasan dengan akomodasi dapat menghasilkan kerjasama antarunsur,
yang pernah berselisih atau berkonflik. Kerjasama terbentuk karena ada kesadaran
bersama dengan membuat kesepakatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
4)
Pelaksanaan
koordinasi dengan mengedepankan proses pengaturan kerjasama yang telah tercipta
supaya terarah dan sejalan tujuan yang ingin dicapai yaitu integrasi
5)
Terjadi
asimilasi yang ditandai dengan adanya perubahan nilai budaya pada tiap-tiap
kelompok dan adanya penerimaan cara hidup yang baru. Selain itu, terjadi peleburan
berbagai perbedaan sehingga tercipta satu kesatuan unsure (integrasi)
C.
Factor
Pendorong
1)
Homogenitas
kelompok
Pada
masyarakat yang memiliki tingkat homogenitas tinggi, maka integrasi social semakin
mudah tercapai.
Contoh:
sesuku, seetnik, sedarah
2)
Besar
kecilnya kelompok
Konflik
dan kekerasan yang terjadi dalam masyarakat dengan jumlah anggota sedikit
cenderung lebih mudah mencapai integrasi social. Kelompok masyarakat yang
beranggotakan sedikit memiliki tingkat kemajemukan relative rendah sehingga
mudah melakukan penyesuaian perbedaan antaranggota.
3)
Mobilitas
geografis
Masyarakat
yang memiliki tingkat mobilitas geografis rendah, maka akan lebih cepat dalam melakukan
proses integrasi social.
4)
Efektifitas
komunikasi
Apabila
komunikasi antarkelompok masih dapat dijalin dan berjalan efektif, proses
integrasi social semakin mudah.
D.
Pihak-Pihak
yang Terlibat (dalam dan luar)
1)
Pihak
dari dalam
Adalah
pihak yang berasal dari komunitas yang mengalami konflik dan kekerasan. Biasanya
mereka adalah pemimpin yang dihormati dan dipercaya masyarakat, baik yang
bersifat formal maupun nonformal.
2)
Pihak
dari luar
Adalah
pihak yang tidak terlibat konflik. Pihak tersebut dilibatkan untuk membantu
menyelesaikan konflik dan kekerasan.
E.
Sifat/
Bentuk Integrasi Sosial
1)
Integrasi
normative, yaitu integrasi yang terbentuk karena terdapat kesepakatan nilai,
norma, cita-cita bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi
ini berkaitan dengan unsure-unsur budaya yang masih disepakati antaranggota
masyarakat seperti nilai, norma, dan identitas.
2)
Integrasi
fungsional, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya ketergantungan antarkelompok
masyarakat. Masyarakat disatukan karena adanya kebutuhan yang hanya dapat
dipenuhi melalui interaksi antarkelompok masyarakat.
3)
Integrasi
koersif, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya paksaan dari pihak-pihak
yang memiliki kekuasaan dengan menggunakan lembaga social.
Adapun
makna dari pemaksaan memiliki tiga sifat:
a.
Legitimate, yaitu
pemaksaan yang didukung oleh masyarakat
b.
Legal, yaitu
pemaksaan yang dilegalkan oleh hukum
c.
Naked power, yaitu
pemaksaan yang tidak resmi
F.
Syarat
Integrasi Sosial
1)
Anggota
masyarakat sadar bahwa mereka telah berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka. Kebutuhan yang terpenuhi tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat
berusahan saling menjaga keterikatan satu sama lain
2)
Masyarakat
berhasil menciptakan kesepakatan (consensus)
mengenai norma dan nilai social yang dilestarikan serta dijadikan pedoman dalam
berinteraksi
3)
Norma
dan nilai social tersebut berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan
dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat
silakan Klik disini, untuk materi selanjutnya.
Integrasi dan Reintegrasi Sebagai Upaya Pemecahan Konflik Sosial dan Kekerasan2
A.
Reintegrasi
social
Reintegrasi
diartikan sebagai proses berintegrasinya kembali kelompok-kelompok yang pernah
terllibat konflik sosial dalam satu kesatuan masyarakat.
B.
Factor
Pendorong Reintegrasi Sosial
1)
Konflik
dan kekerasan terjadi kembali dalam masyarakat
2)
Terdapat
permintaan untuk membangun kembali hubungan antarmasyarakat yang tercerai-berai
3)
Keinginan
menciptakan kembali kondisi aman, tentram, dan harmonis seperti sediakala
C.
Proses
Pelaksanaan Reintegrasi Sosial
1)
Membangun
kepercayaan (trust building)
antarpihak yang terlibat konflik. Dilakukan dengan menguatkan hubungan social
yang pernah terjalin seperti hubungan kekeluargaan atau kekerabatan.
2)
Penguatan
identitas bersama.
3)
Penguatan
melalui kegiatan bersama. Masyarakat menciptakan kegiatan yang dapat diikuti
dan dilaksanakan secara bersama.
4)
Pembuatan
kebijakan pemerintah yang prointegrasi.
D.
Ragam
Konflik dan Kekerasan yang Membutuhkan Proses Integrasi dan Reintegrasi Sosial
1)
Konflik
local
Merupakan
konflik antarindividu atau antarkelompok dalam lingkup atau skala wilayah relative
sempit, misalnya satu kelompok, satu desa, satu kelurahan, dan satu kecamatan.
2)
Konflik
nasional
Adalah
konflik yang terjadi antarkelompok masyarakat yang berada dalam satu negara. Konflik
nasional bermula dari konflik local yang meluas dan berkembang melibatkan
banyak pihak.
3)
Konflik
internasional
Adalah konflik
yang melibatkan dua negara atau lebih. Konflik yang melibatkan dua negara berdampak
luar biasa. Selain menimbulkan kerugian dan banyak korban, konflik tersebut
dapat mengubah kondisi social suatu negara secara cepat.
E.
Secara
umum terdapat tiga factor penyebab konflik dan kekerasan kembali pecah meskipun
telah dilakukan proses akomodasi, factor tersebut antara lain:
Ø Terdapat rasa
ketidaknyamanan antarkelompok yang berkonflik dan warga ketika menjalin
interaksi social. Selain itu, ada ketidaknyamanan dan ketakutan warga yang
mengungsi untuk kembali ke lokasi konflik.
Ø Sebagian warga
masih menyimpan prasangka terhadap kelompok lain. Warga masih menyimpan dendam,
marah, dan rasa tidak terima sehingga ingin menuntut balas ketika ada
kesempatan.
Ø Pemerintah tidak
tepat sasaran dalam membuat program pembangunan perdamaian pascakonflik. Pemerintah
hanya membuat program pembangunan perdamaian sebagai formalitas tanpa ada
tindakan lebih lanjut.
Minggu, 28 April 2019
Selamat Menikmati
Sebelum melangkah pada tahap selanjutnya silakan cermati hal berikut!
1) Siapkan kertas ulangan dan alat tulis untuk mendukung pekerjaan Anda
2) Silakan kondisikan tempat duduk Anda, dengan cara duduk sesuai dengan urutan absen
3) Absen pertama ada di sebelah Tenggara. Disusul kebelakang absen ke dua, dan seterusnya.
4) Penempatan absen peserta didik adalah mengular. Jadi tempat duduk paling belakang dan sebelahnya adalah absen berikutnya. Misal: tempat duduk yang paling belakang adalah 5 dan sampingnya adalag absen 6, kemudian ke depan. dst
5) Untuk peserta didik yang duduk di sebalah Timur mengerjakan link ini: A. http://lbhbandaaceh.org/konflik-lahan-warga-tamiang-tolak-usulan-pt-rapala-dan-pemkab/
6) Untuk peserta didik yang duduk di sebalah Barat mengerjakan link ini: A. https://www.mongabay.co.id/2019/02/21/konflik-lahan-warga-kumpeh-vs-perusahaan-sawit-berlarut/
B. https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/07/27/ojek-online-dan-ojek-pangkalan-bentrok-di-bandung-ini-kronologi-versi-kubu
B. https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/07/27/ojek-online-dan-ojek-pangkalan-bentrok-di-bandung-ini-kronologi-versi-kubu
7) Jawab pertanyaan berikut!
1. Buatlah peta konflik!
2. Sebutkan faktor penyebab pada konflik di atas! Buktikan!
3. Sebutkan bentuk/jenis konflik di atas! Buktikan!
4. Apa dampak adanya konflik tersebut?
5. Utarakan solusi yang menurut Anda dapat dijalankan untuk menyelesaikan konflik tersebut!
Langganan:
Komentar (Atom)