Banyak cara mendapatkan pengalaman, begitu kira-kira. Pengalaman merpakan salah satu kunci mengenal dunia, mungkin juga ada benarnya.
Pengalaman adalah kesan yang diterima seseorang melalui suatu peristiwa yang dialami. Pengalaman yang didapat oleh seseorang tidaklah harus benar-benar dialami atau dilakukan yang bersangkutan. Pengalaman bisa diperoleh dari deskripsi atau narasi orang lain, entah dia dari kata teman atau memang benar-benar mengalaminya. Begitu pula yang akhir-akhir ini saya lakukan, menimba pengalaman dari orang lain.
Kejadian ini berawal dari sebuah pemikiran tentang 'bagaimana saya memberi kesan yang berkaitan dengan tulis menulis kepada teman-teman?' Bukan memaksakan kehendak kepada yang tidak suka menulis, tetapi yang ingin saya tekankan adalah pengalaman menulis yang mungkin suatu saat nanti (minimal) bisa diceritakan kepada teman atau bahkan anak-cucu mereka.
Cerita yang saya kepo-in berkaitan dengan acara apa yang dilakukan oleh teman-teman pada saat liburan. Dari beberapa cerita yang sudah dibaca, terlihat bahwa orang-orang zaman sekarang dalam mengisi liburan adalah dengan 'jalan-jalan'. Entah hanya sekadar jalan atau memang keluar bersama keluarga.
Dalam cerita yang ditampilkan, kebanyakan mereka bosan dengan suasana yang itu-itu saja. Mereka cenderung menginginkan berbagai macam variasi. Berbagai macam cara dilakukan, misalkan, main HP, nonton TV, menyapu dan membersihkan rumah (membantu ortu, meskipun terkadang dengan berat hati), dan lain sebagainya.
Nampaknya orang tua juga harus pandai-pandai menyiasati hal tersebut, sebab orang zaman now memang tak betah berada di satu tempat. Seperti karya salah seorang teman, bahwa setelah membantu orang tua selama setengah hari dia langsung pergi bersama teman-teman ke tempat wisata untuk bersenang-senang.
Kebosanan pun nampak ketika mereka sangat rela berpanas-panas ria, keluar uang, keluar tenaga, dan (yang sangat diinginkan) membuang waktu. Dimana semua kerelaan tersebut sangat berbanding lurus dengan kesenangan yang mereka dapatkan. Ya...memang kepuasan hati itu tidak ada ukuran yang pasti.
Nampaknya orang tua juga harus pandai-pandai menyiasati hal tersebut, sebab orang zaman now memang tak betah berada di satu tempat. Seperti karya salah seorang teman, bahwa setelah membantu orang tua selama setengah hari dia langsung pergi bersama teman-teman ke tempat wisata untuk bersenang-senang.
Kebosanan pun nampak ketika mereka sangat rela berpanas-panas ria, keluar uang, keluar tenaga, dan (yang sangat diinginkan) membuang waktu. Dimana semua kerelaan tersebut sangat berbanding lurus dengan kesenangan yang mereka dapatkan. Ya...memang kepuasan hati itu tidak ada ukuran yang pasti.
Dilihat dari beberapa paparan yang disajikan nampak bahwa mereka cenderung ingin keluar rumah, menikmati makanan cepat saji, menikmati minuman yang relatif wah... (menurut lokasi tinggal mereka tentunya), berkunjung ke tempat yang lagi hitz, berfoto sekaligus cepet-cepetan upload ke medsos yang banyak diakses orang lain.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh orang zaman now sangatlah berbeda dengan orang yang hidupnya zaman old. Dimana orang-orang zaman old dalam mengisi liburan biasanya membantu orang tua. Lebih-lebih mereka yang hidup dilingkungan petani. Dapat dipasti mereka membantu orang tua bisa mluku (membajak sawah), ngarit (mencari rumput untuk pakan ternak, yang biasanya sapi atau kerbau), ramban (mencari pakan untuk kambing), matun, dangir, dan sebagainya.
Disela-sela kegiatan membantu orang tua itulah mereka bermain. Misal: saat sedang ngarit, permainan yang bisa dilakukan adalah kejar-kajaran, cepet-cepetan mendapatkan rumput yang banyak dan pulang lebih awal, bangga ketika mendapatkan rumput yang hijau dan panjang, dan lain sebagainya.
inspirasi:
dari karya teman-teman Kelas X SMADA Rembang.
pengalaman pribadi.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh orang zaman now sangatlah berbeda dengan orang yang hidupnya zaman old. Dimana orang-orang zaman old dalam mengisi liburan biasanya membantu orang tua. Lebih-lebih mereka yang hidup dilingkungan petani. Dapat dipasti mereka membantu orang tua bisa mluku (membajak sawah), ngarit (mencari rumput untuk pakan ternak, yang biasanya sapi atau kerbau), ramban (mencari pakan untuk kambing), matun, dangir, dan sebagainya.
Disela-sela kegiatan membantu orang tua itulah mereka bermain. Misal: saat sedang ngarit, permainan yang bisa dilakukan adalah kejar-kajaran, cepet-cepetan mendapatkan rumput yang banyak dan pulang lebih awal, bangga ketika mendapatkan rumput yang hijau dan panjang, dan lain sebagainya.
inspirasi:
dari karya teman-teman Kelas X SMADA Rembang.
pengalaman pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar