Senin, 21 Januari 2019

Karakteristik bahasa Austronesia dan Papua


a.       Karakteristik Bahasa Austronesia
Bahasa Austronesia mempunyai bantuk jenis. Bahasa Austronesia di Indonesia terdiri atas tiga kelompok, yaitu Malayo-Polinesia Barat, Kelompok Malayo/ Polinesia Tengah dan Halmahera Selatan-Papua Barat. (Pembagian secara genealogis/ Keturunan)
Secara tipologis, rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi empat kelompok:
1.       Bahasa-bahasa dengan system diatesisi morfologis tipikal Austronesia
Kelompok ini terdiri atas sub kelompok, yaitu tipe seperti bahasa Indonesia dan tipe seperti bahasa tagalog. Tipe seperti di Indonesia digunakan di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa, Sumatra Utara, Kalimantan  bagian utara.
2.       Bahasa-bahasa dengan system diathesis campuran dengan persesuaian pronominal. Bahasa tipe ini digunakan di Sulawesi Tenggara
3.       Bahasa-bahasa isolasi
Digunakan di Flores dan Timor
4.       Bahasa-bahasa dengan persesuaian tanpa system diathesis
Digunakan di Nusa Tenggara timur, Maluku Utara, dan Maluku Selatan
Bahasa auatronesia digunakan di wilayah gugusan kepulauan Hawaii, Formosa, Filipina, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, NTT, NTB, Bali, Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Madagaskar.
b.      Karakteristik Bahasa Papua
Papua mempunyai bahasa dan suku bangsa yang  jumlahnya paling banyak di Indonesia. Bahasa di Papua dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu fila bahasa Melanesia dan fila bahasa non Melanesia. Fila bahasa-bahasa Melanesia merupakan bagian tengah-selatan dari fila besar bahasa Austronesia. Bahasa non Melanesia merupakan bahasa khas Papua.
Secara tipologis, terdapat perbedaan antara bahasa Austronesia dan Papua. Hal itu dapat dilihat berdasarkan sudut pandang fonologinya. Dalam bahasa Papua system fonemik yang digunakan sangat sederhana.
Selain itu, menurut I Wayan Arka system vocal dalam bahasa Papua memiliki tipikal yang terdiri atas lima vocal, yaitu /a,i,u,e,o/.
System konsonan terdiri dari tiga tempat artikulasi yang meliputi labial, dental/alveolar, dan velar. Kadang-kadang juga menempati posisi palatal.
Penelitian bahasa Papua masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
1.       Factor komunikasi, karena di daerah pedalaman hampir tidak ada jalan-jalan sehingga kesulitan untuk bertemu dengan informan
2.       Factor social politik, karena gabungan komunikasi adat sering saling bermusuhan
3.       Factor pantang bahasa, yaitu ada kata-kata yang tidak boleh diucapkan secara langsung (harus menggunakan kata sinonim)
Wilayah yang menggunakan bahasa papua:
1.       Masyarakat Arfak, merupakan penduduk asli daerah pedalaman Manokwari di Papua bagian barat
2.       Masyarakat Dani, di lembah Baliem Papua bagian barat
3.       Masyarakat Arso, di Papua bagian timur

c.       Karakteristik bahasa Austronesia dan bahasa papua di Indonesia
1.       Bahasa Austronesia
Rumpun bahasa Austronesia adalah rumpun bahasa yang sangat luas peyebaranya di dunia. Mulai dari Taiwan dan Hawai di ujung utara samapai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan.
Lalu dari madagaskar di ujung barat sampai Pulau Paskah (Rapanui)
a.       Istilah Austronesia
Merupakan istilah linguistic yang mengacu pada suatu rumpun bahasa yang dituturkan oleh penduduk Pulau Taiwan (pribumi), kepulauan nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar.
Secara harfiah Austronesia berarti kepulauan selatan. Kata tersebut berasal dari bahasa  Latin, yaitu australis yang berarti selatan. Dan bahasa Yunani nesos yang berarti pulau.
b.      Asal usul bangsa Austronesia
Para penutur bahasa Proto Austronesia (purba) diduga berasal dari daerah Tiongkok bagian selatan. Sekitar 4000 tahun yang lalu, mereka bermigrasi ke pulau Taiwan. Kemudian menyebar ke Filipina, Indonesia, P. Madagaskar dekat Benua Afrika, dan ke seluruh Samudra Pasifik.
Ras Austronesia yang datang ke Indonesia mungkin berbicara dengan satu bahasa yang sama. Setelah beberapa abad berlalu, mereka pun kehilangan kontak dengan kelompoknya. Bahasa percakapan mereka pun mulai berubah.
Bahasa Austronesia menyebar hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Biasanya, bahasa asutronesia disebut Malaya-polynesian. Biasanya, pengguna bahasa tersebut terdapat di pulau besar di Indonesia, seperti Pulau Jawa , Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Migrasi ras Austronesia terjadi di daerah Papua Nugini. Kemudian, mereka menyebar kea rah timur dan mencapat Kepulauan Fiji atau Tonga pada tahun 1500 SM. Kemudian, mereka menyebar di daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia. Ada pula ras Austronesia yang menetap di pulau utama di Asia Tenggara dan menjadi leluhur orang Cahm di selatan Vietnam.
Migrasi berikutnya terjadi pada abad ke 15 SM hingga abad ke 12 SM. Ras Austronesia mulai menetap dan mendiami Pulau Madagaskar. Persebaran ras Austronesia merupakan persebaran besar sebelum sejarah modern manusia. Hal itu disebabkan persebaran ras Austronesia merupakan persebaran yang terjadi pada separuh bumi.
Perlu diketahui, tidak ada kontak antara ras Melanesia dan Austronesia pada zaman tersebut. Akan tetapi penampilan fisik pada orang Indonesia saat ini menunjukkan adanya ras Austronesia yang berkulit gelap, bermata bulat, dan berambut keriting. Cirri fisik tersebut merupakan cirri fisik ras Melanesia. Sebaliknya, ras Austronesia memiliki cirri fisik, seperti kulit pucat, mata sipit (mongoloid), dan rambut lurus.

2.       Kelompok Austronesia
Secara genealogis, bahasa Austronesia di nusantara terdiri dari Melayu-Polinesia, Melayu-Polinesia Tengah, dan Halmahera Selatan atau Papua Barat.
Menurut Arka, secara tipologis terdapat empat kelompok yang dapat dolihat berikut ini:
Ø  Bahasa dengan system diathesis morfologis merupakan tipikal bahasa Austronesia yang terbagi menjadi dua subkelompok, yakni bahasa bertipe seperti bahasa Indonesia (tipe b. indo) dan bahasa bertipe seperti bahasa tagalog (b. Tag).
Tipe b. Indo mendominasi wilayah Indonesia tengah dan barat yang meliputi Sulteng, Sulsel, sebelah barat Sumbawa, Sumatra, Kalimantan.
Sementara itu, b. Tag dapat ditemui di darah Sulut dan Kalut.
Ø  Bahasa nusantara yang menggunakan system diathesis campuran dengan penyesuaian pronominal terdapat di Sulawesi Tenggara, missal bahasa Muna, Wolio, dan Tukang Besi 1995.
Pada bahasa Tukang Besi, terdapat pemarkah frasa nomina ‘NOM’ yang sangat miriip dengan pemerkah frasa nomina pada bahasa Austronesia di Taiwan.
Ø  Bahasa isolasi terdapat di daerah flores dan dapat ditemui di daerah Timor-Timur. Bahasa ini tidak mempunyai morfologi pada verbanya dan juga tidak ada afiks penyesuaian
Ø  Bahasa yang menggunakan penyesuaian tanpa system diathesis. Bahasa tipe ini terdapat di Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku Selatan, dan Timor Timur.
Menurut Bellwood, terdapat penggologan subkelompok bahasa Austronesia sebagai berikut:
1.       Bahasa Formosa
2.       Bahasa Melayu-Polinesia
3.       Bahasa Melayu-Polinesia Barat (Filipina, Vietnam, Madagaskar, Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa bagian Barat dan dua bahasa di Mikronesia barat, yaitu Palau dan Chamoro)
4.       Bahasa Melayu-Polinesia timur tengah
5.       Bahasa Melayu-Polinesia Tengah (Sunda Kecil, muali Sumbawa bagian timur kea rah timur, kecuali Halmahera)
6.       Bahasa Melayu-Polinesia timur (Halmahera Selatan dan semua bahasa Austronesia Kepulauan Pasifik, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia)
7.       Halmahera selatan-Nugini Barat
8.       Bahasa Oceania (semua bahasa Melayu-Polinesia bagian Timur)

d.      Daerah persebaran bahasa Austronesia dan bahasa papua
1.       Jawa
Bahasa jawa mendominasi daerah Jawa Tengah dan Timur. Bahasa jawa merupakan bahasa yang rumit secara gramatikal dan social. Dalam bahasa Jawa, kosakata yang digunakan seseorang tergantungdengan status pembicara dan orang yang diajak bicara.
2.       Bali dan Nusa Tenggara Barat
Ada beberapa bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia di Bali dan Nusa Tenggara Barat, yaitu Bali, Sasak, Sumbawa, Bima, Manggarai, Riung, Palu’e, Ende-lio, Ngada, Mamboru, Kodi Weyewa, Lamboya, Wanukaka, Anakalangu, Sikka, Lamalohot, Kedang, Nedebang, Blagar, Alor, Kabola, Lamma, Tewa, Kelon, Abui, Kui
3.       Kalimantan
Ada beberapa bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia do daerah Kalimantan, yaitu Melayu, Basap, Modang, Wahau Kayan, Segai, Busang, Bahau, Mahakam Kenyah, sungai Kayan, Bukat, Kareho-Uheng, Hovongan, Kayan Mahakam, Aoheng, Bakung Kenyah, Sungai Kayan di Kenyah, Rejang Kayan, Sungai Bahau di Kenyah, Dataran Tinggi Baram Kenyah, Baram Kayan, Tutoh, Kenyah,Ampanang, Tunjung, Idong, Tidong, Sambakung, Rungus, Kimarangan, Garo, Tebilung, Linkabau Tambanua, Kadazan Timur, Kadazan Dusun, Gana, Lobu, Dataran Tinggi Kinabatangan, Baukan, Paluan, Beaufort-Murut, Kolod, Sumambu-Tagal, Timugong, Kalabakan, Serudung, Berawan,
4.       Sumatra
Ada beberapa rumpun bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia di daerah Sumatra yaitu Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Dairi, Melayu, Simeleun, Toba, Angkola-Mandailing, Simelue, Nias, Minangkabau, Rejang, Komering, Lampung, Orang Laut, Melaka, Kenaboi
5.       Sulawesi
Rumpun bahasa Austronesia di daerah Sulawesi yaitu Talaud, Sangir, Buru, Ambelau, Kayeli, Sula, Taliabo, Taliabu, Balantak, Andio, Saluan, Bungku, Mori, Pamona, Kaili, Gorontalo, Suwawa, Bolango, Bolaang-Mangondo, Ponosakan, Ratahan, Bantik, Tondano, Wotu, Bugis, Seko, Makassar, Sa’da, Mamuju, Mandar, Tukang Besi, Buton Selatan, Tolitoli, Tomini.
6.       Maluku dan Papua
Rumpun bahasa Austronesia di daerah Maluku, yaitu Teor-Kur, Watubela, Geser-Goram, Banda, Boboi, Seti, Masiwang, Manusela, Hulung, Luhu, Kayeli, Manipa, Asilulu, Amahai, Saparua, Hitu, Kamarian.
Di daerah Papua, antara lain Kaiwai, Onin, Sekar, Maya, Maden, Biak, Kawe, Gebe, Sawai, Tobelo, Patani, dan Weda


Persebaran bahasa Papua adalah sebagai berikut:
Nusa Tenggara Timur
Nila-Serua, Dawera-Daweloor, Dai, Teun, Damar, Letri Lgona, Roma, Kisar, Lamalohot, Kedang, Roti, Atoni, Tukudede, Lamma, Kabola, Idate, Habu.
Maluku
Kamoro, Semimi, Mairasi Timur Laut, Baham, Tanah Merah, Puragi, Yahadian, Borai, Kalabra, Seget, Tobelo, Tobaru, Sahu, Pagu, Makian Timur, Makian Barat
Papua
Mairasi, Semimi, Maerasi-Tanah Merah, Maerasi Timur Laut, Kamoro, Kofe, Baropasi, Sinomi, Misa, Pauwi, Bapu, Ekagi, Moni, Papasena, Yelmek, Mombum, Ndom, Asamat Tengah, Wanggom, Kaygir, Kaugat.
e.      Sd

Catatan:
Fonologi yaitu bidang linguistic yang mempelajari ,menganalisis dan membicarakan runtutan hunyi bahasa. Dibagi menjadi:
-          Fonetik, cabang fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi itu mempunyai fungsi pembeda makna/ tidak.
-          Fonemik, yaitu cabang fonologi bunyi bahasa dengan memperhatikanfungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar