Pengertian
Secara etimologis, kekerasan merupakan terjemahan dari kata
”violence”, berasal dari bahasa Lating violentia yang berarti force, kekerasan.
Secara terminology, kekerasan (violence) didefinisikan sebagai
perilaku pihak yang terlibat konflik yang biasa melukai lawan konfliknya untuk
memenangkan konflik.
Menurut Assegaf, kekerasan adalah sikap agresif pelaku yang
melebihi kapasitas kewenangannya dan menimbulkan pelanggaran hak bagi si
korban.
Menurut Galtung, kekerasan terjadi bila manusia dipengaruhi
sedemikian rupa sehianga realisasi jasmani dan mental aktualnya berada di bawah
realisasi potensialnya. Kekerasan disini didefinisikan sebagai penyebab
perbedaan antara yang potensial dan yang actual. Disatu pihak manusia mempunyai
potensi yang masih ada didalam, dan dipihak lain potensi menuntut untuk diaktualkan
yaitu dengan merealisasikan dan memperkembangkan diri dan dunianya dengan
nilai-nilai yang dipegangnya. (hal: 175)
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan,
pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk
menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu
tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada
situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang.
Menurut Galtung, ada enam dimendi kekerasan:
a. Kekerasan fisik dan psikologis.
Dalam kekerasan fisik, tubuh manusia disakiti secara jasmani bahkan
sampai pada pembunuhan.
Kekerasan psikologis, adalah tekanan yang dimaksudkan meredusir
kemampuan mental atau otak
b. Kekerasan positif atau negative.
System orientasi imbalan (reward oriented) yang sebenarnya
terdapat pengendalian, tidak bebas, kurang terbuka dan cenderung manipulative meskipun
memberikan kenikmatan dan euphoria.
c. Ada objek atau tidak.
Dalam tindakan tertentu tetap ada ancaman kekerasan fisik dan
psikologis meskipun tidak memakan korban tetapi membatasi tindakan manusia.
d. Ada subjek atau tidak
Kekerasan disebut langsung atau personal jika ada pelakunya dan
bila tidak adapelakunya disebut structural atau tidak langsung
e. Disengaja atau tidak
Bertitik berat pada akibat dan bukan tujuan, pemahaman yang hanya
menekankan unsure sengaja tentu tidak cukup untuk melihat serta mengatasi
kekerasan structural yang bekerja secara halus dan tidak disengaja.
f. Kekerasan yang tampak atau tersembunyi
Kekerasan yang tampak nyata, baik yang personal maupun structural dapat
dilihat meski secara tidak langsung.
Kekerasan tersembunyi adalah sesuatu yang memang tidak kelihatan
(laten) tetapi bisa dengan mudah meledak.
Sumber:
Taupan, Muhamad dan Ine Ariyani
Suwita. 2017. Sosiologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar