Berikut merupakan karya siswa kelas XII IPS 3. Karya kali ini mengambil tema ketimpangan sosial yang ada di sekitar tempat tinggal para siswa masing-masing. Dalam proses penyusunan karya para siwa melakukan beberapa tahap. Yang pertama, memahami materi ketimpangan sosial dari berbagai sumber. Tahap pertama ini dilakukan dengan cara membaca dan mengamati gambar dibuku paket siswa. Dengan cara demikian diharapkan siswa mendapat gambaran sederhana tentang materi yang akan dibahas.
Tahap berikutnya yaitu melakukan pengamatan di lapangan. Pengamatan pada tahap ini merupakan pengamatan awal untuk memperoleh pengalaman dan beberapa pertanyaan bahkan kesulitan-kesulitan yang ditemui siswa. Beberapa siswa mengungkapkan berbagai pengalaman dan kesan mereka dalam pengamatan perdana ini. Misalnya, ada siswa yang kesulitan mengambil gambar (objek yang diinginkan) sebab terkendala yang punya (objek) terlalu galak dan tidak bersahabat. Melihat kesulitan itu, beberapa teman yang lain mengusulkan dalam mengambil objek (foto) dengan cara berpura-pura saja. misal, joging, main-main di sekitar tempat itu, mengajak anak kecil atau teman untuk foto-foto disekitar tempat itu, dan lain sebagainya. Ada lagi yang mengungkapkan kesulitan yaitu takut menyinggung perasaan orang lain (sebab yang dibidik adalah kurang mampu). Reaksi teman yang lain pun hampir sama dengan sebelumnya, yaitu berpura-pura alias akting.
Terdapat berbagai gagasan yang dimunculkan oleh mereka, namun yang pasti dalam penelitian adalah harus ada komunikasi antara peneliti dengan yang diteliti. Menjalin kedekatan. Oleh sebab itu, tugas ini menyasar masyarakat sekitar siswa tinggal. Dengan anggapan, bahwa mereka lebih tahu akan keseharian warga masyarakat lain (baik perilaku, sikap, pandangan, bahkan psikologis).
Tahap selanjutnya yaitu diskusi. Diskusi dilakukan baik antar sesama siswa maupun antara siswa dengan pendamping. Diskusi dalam tahap ini, bertujuan untuk mengungkap berbagai kendala dan bebeerapa ide dalam mengambil data di lapangan. Misalnya, ada siswa yang kesulitan mengungkapkan contoh ketimpangan di masyarakatnya, maka teman yang lain mencoba memberi masukan. Hasil pada tahap ini, diharapkan para siswa lebih memahami sekaligus lebih fokus dalam menggali materi untuk diungkapkan dalam kenyataan di lapangan.
Tahap berikutnya yaitu menyempurnakan hasil yang telah didapat sebelumnya dengan hasil diskusi. Diharapkan pada tahap ini para siswa dapat lebih fokus dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan pada tahap awal pengamatan.
Tahap terakhir yaitu pelaporan. Penulisan dan pengumpulan hasil penelitian. Melalui beberapa tahap yang telah dilalui, maka tahap terakhir yaitu tahap penuangan ide dan pengumpulan. Pada tahap ini para siswa diharapkan telah dapat mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya kedalam sebuah karya nyata, yaitu dalam bentuk tulisan. Sebagai bentuk apresiasi pelaporan para siswa, karya yang telah dikumpulkan kemudian di upload ke blogger.com yang telah disiapkan sebelumnya. Melihat proses pengerjaan, ternyata tak sedikit dari mereka yang kesulitan dalam mengoperasikan perangkat. Ada yang gregetan dan bingung sendiri. Tapi semuanya asik ternyata, yang penting belajar.
Mengenai bentuk pelaporan hasil pengamatan, sebenarnya tidak menuntut terlalu rumit. Rambu-rambu pelaporan (penulisan) hasil pengamatan ini dibuat sederhana saja. Yaitu terdapat judul, penulis, bukti tema yang didapat di lapangan (yang dapat ditampilkan dalam bentuk gambar, video, atau hasil omongan warga masyarakat).
Karya-karya berikut merupakan hasil karya siswa sendiri dan tidak ada maksud untuk menyudutkan, menjelekkan, atau bahkan mencemooh keadaan masyarakat. Karya yang ditampilkan merupakan LATIHAN bagi para siswa, oleh karena itu jika ada hal yang kurang berkenan tolong dimaafkan dan tidak dipermasalahkan. Karena karya yang dihadirkan jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun silakan dilontarkan pada kolom komentar yang telah tersedia.
Besar harapan kami, dengan adanya karya ini bertujuan untuk lebih memahami materi yang dipelajari serta diharapkan siswa dapat lebih memahami keadaan orang-orang di sekitar mereka. Dengan memahami keadaan masyarakatnya, diharapkan mereka dapat memberikan ide atau bahkan tenaga mereka guna membangun masyarakat.
Akhirnya kami ucapkan, selamat menikmati sajian berikut...
salam sehat selalu...
KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA MOJOREMBUN
KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG
A. 1. Ketimpangan Sosial-Ekonomi yang Berupa Ketimpangan Sosial antara Kelompok Masyarakat Kaya dan Masyarakat Miskin.
Gambar 1.1 Rumah Mewah |
Gambar 1.2 Rumah Sederhana |
Penjelasan :
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat adanya ketimpangan sosial di Desa Mojorembun. Karena terdapat
perbedaan yang sangat mencolok diantara kedua rumah tersebut. Perbedaan yang
mencolok tersebut diakibatkan karena adanya gap atau jarak sosial.
Berdasarkan bentuknya, ketimpangan sosial tersebut termasuk ketimpangan
sosial-ekonomi yaitu ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan
masyarakat miskin. Berdasarkan Gambar 1.1 terdapat rumah mewah milik masyarakat
kaya, sedangkan Gambar 1.2 merupakan gambar rumah sederhana milik masyarakat
miskin.
Jika dilihat dari Gambar 1.1, kehidupan
masyarakat kaya dengan rumah yang mewah itu mencerminkan bahwa kehidupan
masyarakat tersebut sejahtera dan nyaman. Masyarakat kaya tersebut memiliki
rumah mewah yang mencolok dengan arsitektur modern, memiliki fasilitas yang
lengkap, dan lokasi yang bergengsi. Pemilik rumah mewah yang kaya tersebut juga memiliki kondisi sosial-ekonomi yang
bagus. Dengan kondisi sosial-ekonomi yang bagus, maka masyarakat tersebut akan
lebih terjamin hidupnya, seperti memiliki rumah atau tempat tinggal yang sangat
layak, kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier mereka dapatkan dengan mudah,
akses pendidikan yang memadai pun lebih mudah mereka dapatkan, serta kesehatan
masyarakat tersebut juga lebih terjamin.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan
masyarakat miskin yang memiliki rumah sederhana. Jika dilihat dari Gambar 1.2,
itu mencerminkan bahwa kehidupan masyarakat miskin tersebut kurang sejahtera
dan nyaman. Masyarakat miskin tersebut memiliki rumah yang sederhana tanpa
disertai dengan fasilitas yang memadai, serta lokasi yang tidak strategis.
Pemilik rumah miskin memiliki kondisi sosial-ekonomi yang tidak bagus atau
memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Dengan kondisi sosial-ekonomi
tersebut, maka masyarakat tersebut kurang terjamin hidupnya, seperti rumah yang
mereka gunakan sebagai tempat tinggal kurang layak, kebutuhan pokok sehari-hari
pun sulit untuk mereka dapatkan, akses pendidikan yang baik juga sulit mereka
dapatkan, serta kesehatan mereka tidak terjamin.
Ketimpangan sosial tercermin dalam perbedaan
ini, dimana terdapat jurang antara gaya
hidup masyarakat kaya yang hidupnya serba ada dengan gaya hidup masyarakat
miskin yang kebutuhan dasarnya yang sulit untuk terpenuhi. Perbedaan rumah ini
mencerminkan realitas ketidaksetaraan ekonomi yang dapat berdampak pada akses
terhadap rumah tinggal, pendidikan, kesehatan, serta peluang hidup. Dan hal
tersebut dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial di dalam masyarakat.
2. Ketimpangan Sosial-Ekonomi yang Berupa Ketimpangan
Sosial antara Pemilik Modal dan Buruh
Gambar 1.3 Sawah yang Dimiliki Oleh Pemilik Modal |
Gambar 1.4 Buruh Tani yang Bekerja Dengan Pemilik Modal |
Penjelasan
:
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat adanya ketimpangan sosial di Desa Mojorembun. Karena terdapat
perbedaan yang sangat mencolok diantara kehidupan pemilik modal dan buruh tani.
Perbedaan yang mencolok tersebut diakibatkan karena adanya gap atau
jarak sosial. Berdasarkan bentuknya, ketimpangan sosial tersebut termasuk
ketimpangan sosial-ekonomi yaitu ketimpangan sosial antara pemilik modal dan
buruh. Berdasarkan Gambar 1.3 terdapat sawah yang banyak milik masyarakat
pemilik modal sedangkan Gambar 1.4 terdapat buruh tani yang sedang bekerja
dengan masyarakat pemilik modal.
Jika dilihat dari Gambar 1.3 bahwa
masyarakat pemilik modal memiliki sawah yang banyak sehingga memiliki kehidupan
sosial-ekonomi yang bagus. Masyarakat tersebut cenderung menikmati kehidupan
yang lebih mapan dan stabil ekonominya. Masyarakat tersebut memiliki akses
terhadap sawah yang banyak dan luas, hal tersebut memungkinkan mereka untuk
bercocok tanam di sawah secara besar-besaran dan mendapatkan hasil yang
signifikan. Kesejahteraan ekonomi mereka tercermin dalam kehidupan sehari-hari
dengan akses lebih baik terhadap tempat tinggal, pendidikan, layanan kesehatan,
serta infrastruktur yang baik.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan
masyarakat buruh tani yang bekerja dengan masyarakat pemilik modal. Jika
dilihat dari Gambar 1.4 dapat diketahui bahwa para buruh tani memiliki kondisi
sosial-ekonomi yang kurang baik. Sebagai pekerja pada umumnya yang bekerja pada
sawah milik masyarakat pemilik modal, seringkali masyarakat buruh tani menghadapi
kondisi hidup yang lebih sulit, karena para buruh tani hanya mengandalkan
pendapatan dari pemilik modal. Pendapatan mereka tergantung pada upah harian atau
musiman, sehingga membuat pendapatan para buruh tani itu tidak stabil. Hal
tersebut mengakibatkan akses para buruh tani terhadap tempat tinggal,
pendidikan, layanan kesehatan, serta layanan infrastruktur menjadi kurang baik,
sehingga menyebabkan kesejahteraan para buruh tani menjadi menurun.
Ketimpangan sosial tersebut tampak jelas,
dimana pemilik modal memiliki kontrol yang lebih besar terhadap produksi dan
keuntungan, sementara buruh tani terjebak dalam siklus kemiskinan karena
kehidupan mereka tergantung dari pendapatan atau upah yang mereka dapatkan dari
masyarakat pemilik modal, sehingga mengkibatkan kehidupan para buruh tani
menjadi kurang sejahtera. Kondisi ini mengkibatkan terjadinya ketimpangan
sosial dalam masyarakat.
---000---
KETIMPANGAN
SOSIAL MASYARAKAT DI DESA PULO
KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG
Pada
gambar diatas menunjukkan ketimpangan di Desa Pulo antara penjual jus yang
berjualan di dalam gang dan yang ada di ruko pinggir jalan. Penjual jus di ruko
lebih mudah berkembang dari pada di dalam gang karena adanya kemudahan akses.
Dimana penjual ruko mengalami perkembangan yang baik karena letaknya sangat
strategis yaitu di pinggir jalan sedangkan di dalam gang mengalami kemajuan
yang cenderung lambat karena letaknya yang sulit di akses. Dengan demikian,
letak atau geografis sangat berpengaruh besar dalam perkembangan suatu usaha
yaitu perdagangan. Selain itu juga kondisi geografis memiliki peranan besar
dalam menciptakan kemajuan. Pedagang yang berjualan di ruko umumnya lebih mudah
dalam menjual jus dan mengembangkan usahanya tetapi mempunyai biaya sewa.
Jika di dalam gang memerlukan waktu dan proses panjang untuk
menciptakan kemajuan, walaupun tidak ada biaya sewa. Realitas ini menunjukkan
bahwa penjual di ruko lebih sejahtera atau lebih cepat berkembang dibandingkan
pedagang di dalam gang.
Singkatnya pada ketimpangan sosial ini masuk kedalam faktor
geografis
Pada dua gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial
yang terjadi di Desa Pulo yaitu tempat tinggal saya. Karena terdapat perbedaan
besar antara kedua rumah tersebut baik itu bentuk bangunannya yakni pada rumah
pertama bentuknya seperti tidak terawat dan akan rubuh sedangkan rumah kedua
sangat terawat dan terkesan mewah,selain itu fasilitas yang tersedia pun
berbeda,pada rumah pertama fasilitas nya kurang lengkap seperti contohnya tidak
ada kamar mandi sedangkan rumah kedua memiliki kamar mandi, serta kenyamanan
pada rumah pertama dan kedua pun cukup berbeda contohnya saja pada saat hujan
dimana rumah pertama cenderung beresiko banjir dibandingkan rumah kedua yang
agak tinggi jadi terhindar dari bencana banjir. Ketimpangan tersebut terjadi
antara golongan kaya dan miskin.
(Maulana Gaung Nur Huda. Absn: 23)
Gambar diatas adalah contoh gambar ketimpangan social antara orang kaya dann orang miskin.kita bisa melihat perbedaan yang tampak jelas di gambar itu dimana bisa kita lihat kemampuan seseorang untuk membangun rumah dan itu terjadi karena perbedaan pendapatan dimana orang kaya cenderung memiliki pendapatan yang lebih untuk memenuhi kenbutuhan hidupnya sehingga bisa membangun rumah yang besar dan lebih baik daripada orang disekitarnyya dan jika kita bandingkan dengan gambar rumah dibawahnya kita bisa melihat perubahan yang cukup signifikan dari bangunan nya itu mungkin karena pendapatan yang didapatkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sehingga dia hanya bisa membangun rumah yang sederhaana dan menurut saya ini ,masuk dalam factor internal karena hal ini disebabkan oleh kemampuan diri seseorang untuk menghasilkan pendapatan yyang lebih banyak ,dan juga factor pekerjaan dimana orang miskin biasanyya bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tetapi orang kaya bekerja untuk memperkaya hidupnya
Gambar diatas adalah contoh ketimpangan social bisa kita lihat kedua gambar itu adalah gambar paud didesa dan diperumahan kitab isa melihat jelas perbedaan yang ada di dalam nya bisa kita lihat dari paud yang diatas dimana itu paud desa paud itu terlihat lebih menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan paud yang ada di bawah yaitu paud yyang berada di perumahan dan itu juga bisa menjadi factor daya Tarik untuk menarik para anak kecil yang ingin bersekolah dijenjang paud untuk memilih paud yang ada didesa sekarang kita lihat paud yang ada di prumahan kita lihat seperti hanya bangunan saja tidak terlihat seperti paud yang menyenangkan hanya seperti bangunan yang tidak terpakai menurut saya itu terjadi karena kebijakan pemerintah saya merasa karena banyaknya penduduk yang berada di desa itu lebih banyak maka pembangunan paud itu diutamakan di daerah desa dan juga biasanya Masyarakat desa itu menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat jika kita melihat di perumahan masyarakatnya lebih sedikit dan biasanyya cenderung untuk menyekolahkan anaknya kekota karena fasilitas yang lebih mendukung dan lebih baik kualitasnya jadi paud itu sedikit muridnya dan mengakibatkan pemerintah lebihh mendukung untuk membiayai paud didesa ketimbang di perumahan
---000---
(Destananda Hamaq Asmoro. Absn: 9)
Pada gambar diatas merupakan contoh ketimpangan sosial antara orang kaya dan orang miskin. Perbedaan ini terletak pada keadaan dimana orang kaya memiliki pendapatan yang bisa dikatakan cukup bahkan lebih sementara itu orang miskin memiliki pendapatan yang bisa dikatakan cukup hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya. Perbedaan pendapat ini juga sangat terasa dalam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan antara lain pendidikan, kesehatan dan lain lain. Jika orang kaya biasanya memiliki fasilitas untuk melanjutkan sekolah sampai kejenjang yang lebih tinggi agar bisa mencapai kesuksesannya. Berbeda dengan orang miskin, mereka rata-rata hanya menempuh sekolah sampai tamat SMP kalau tidak SMA karena mereka tidak mampu untuk memfasilitasi untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Dibidang kesehatan, orang kaya tidak perlu susah-suaah untuk mengantri berobat jika sakit, karena bisa menggunakan jalur mandiri yaitu dengan uang. Berbeda dengan orang miskin yang mengandalkan BPJS, resiko menggunakan BPJS juga sudaah banya yang tau karena prosedurnya yang begitu aga sulit, harus banyak banyak sabar karena menunggu dan menunggu agar dilayani sesuai nomor antrian berobat jika terkena sakit. Kembali lagi ke aspek pendidikan, pekerjaan sekarang sudah rata-rata memiliki standar pekerja yang ingin melamar pekerjaan yaitu dengan minimal lulusan S1, jika orang kaya rata-rata adalah lulusan S1 dan orang miskin hanya tamatan SMA, maka tentu sudah dipastikan yang memiliki peluang untuk bekerja adalah orang kaya. Sedangkan orang miskin jika tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ia mendaftar ke pekerjaan itu alhasil dia akan mencari pekerjaan apa saja yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya. Orang kaya juga biasanya sudah terarah mau kemana alur pekerjaannya yang akan ia tempuh karena sudah dibekali dengan ilmu yang cukup dan fasilitas yang memadai. Berbeda dengan orang miskin yang mempunyai fikiran yang penting bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, konsep itu yang membuat keadaan tidak bisa berubah ubah. Hal ini disebabkan karena faktor individual, artinya semua orang bisa saja merubah nasibnya tergantung orang itu sendiri mau atau tidak untuk berusaha bangkit untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pada gambar diatas merupakan salah satu contoh ketimpangan sosial antara sesama pemilik bengkel motor, tetapi yang satu memiliki lahan yang cukup luas dan berada tepat dipinggir jalan raya dengan fasilitas yang cukup lengkap dengan bengkel yang satunya yang memiliki lahan yang sedikit sempit dan berada didalam desa yang memiliki fasilitas yang kurang lengkap dibandingkan dengan bengkel satunya. Bengkel motor yang berada dipinggir jalan raya itu mempunyai kelebihan yang menonjol yaitu dapat mudah dijangkau dan dilihat oleh semua orang, baik orang sekitar bengkel tersebut maupun orang dari luar yang tidak sengaja mengalami kerusakan pada kendaraannya yang berada di dekat bengkel tersebut, berbeda dengan bengkel satunya, bengkel tersebut hanya bisa dikenal dari mulut ke mulut atau bagi orang yang sudah mengetahui nya saja, jarang ada orang luar daerah yang membetulkan kendaraan disitu karena tidak terlalu terlihat oleh orang yang belum mengetahui bengkel tersebut, karena lokasinya yang berada ditengah desa. Bengkel yang mempunyai lahan yang cukup besar juga tentu membutuhkan modal yang cukup besar, karena harus membutuhkan peralatan yang lengkap dan stok barang yang untuk dijual, berbeda dengan bengkel yang lahannya cukup sempit dan tempatnya aga ditengah desa, peralatan nya juga cukup lengkap namun modal yang dipakai cukup relatif sedikit dibandingkan dengan bengkel satunya. Bengkel yang mempunyai lahan yang cukup luas tersebut juga mempunyai perbandingan dengan bengkel yang satunya yaitu terletak pada harga jasanya karena dilihat sendiri dari modal yang dikeluarkan. Pemilik dari bengkel yang mempunyai lahan yang cukup luas tersebut mematok harga jasa lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan bengkel yang mempunyai lahan yang terbatas tersebut. Bengkel yang mempunyai lahan terbatas tersebut mematok harga jasa yang cukup relatif murah karena ia juga tidak bisa mematok harga tinggi-tinggi. Hal ini disebabkan karena faktor letak geografis artinya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi umum, lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal, Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying.
---000---
Mengamati Ketimpangan Sosial di Lingkungan sekitar Desa Tireman
(Fadilla Hartono Putri. Absn: 13)
1. Ketimpangan Sosial antara toko sederhana dan toko mewah
Toko mewah |
Pengaruh letak geografis ternyata berpengaruh terhadap
ketimpangan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang
jumlahnya sangat banyak. Akan tetapi, pulau-pulau ini tidak bisa dikelola
dengan baik sehingga ketimpangan sosial akhirnya terjadi.
Sama halnya seperti kedua toko tersebut, toko sederhana bisa
saja mengimbangi toko yang lebih mewah jika toko sederhana melakukan
pengelolaan dengan baik namun kenyataannya toko sederhana tersebut tidak bisa
mengelola dengan baik dan akhirnya timbulah ketimpangan sosial, namun untuk
mengimbangi toko mewah mungkin sangat sulit bagi toko sederhana, dikarenakan
perbedaan geografisnya dan alasan saya memilih contoh tersebut dikarenakan
faktor geografisnya, toko yang mewah terletak dipinggir jalan raya, dan sangat
mudah diakses banyak orang dari mana saja, jadi sangat memungkinkan jika toko
itu lebih laris dibandingkan toko sederhana, karena toko sederhana tersebut
terletak didalam gang yang jumlah masyarakat/orangnya lebih sedikit, jadi
biasanya yang datang ke toko tersebut hanya orang orang disekitar daerah itu
saja. banyak sekali perbedaan antara kedua toko tersebut, toko sederhana memang
memiliki fasilitas yang tidak lengkap atau seadanya saja, tidak ada tempat
duduk,sedangkan ditoko yang mewah terdapat fasilitas seperti tempat duduk untuk
bersantai dan berteduh dan juga AC, toko sederhana tidak terlalu memperhatikan
kebersihan rak dan kerapian produk. sedangkan toko mewah sangat memperhatikan
kebersihan, jarang sekali ada lantai atau rak yang kotor, dan produknya juga
tertata rapi.
2. Ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan masyarakat miskin
Rumah sederhana |
Rumah mewah |
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya
ketakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang
disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Saya
memilih contoh ketimpangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin ini
dikarenakan Ketimpangan ini disebabkan oleh perbedaan kelas sosial dan lapisan
masyarakat, dapat dilihat antara dua rumah tersebut yang sangat berbeda jauh,
rumah sederhana mungkin terlihat kecil dan sangat biasa saja, sedangkan rumah
mewah tersebut terlihat sangat besar dan megah, ini merupakan permasalahan
sosial yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Satu kelompok hidup
bergelimang kemewahan sementara sisi lain ada kelompok yang susah payah untuk
memenuhi kebutuhan pokok, dan ini biasanya masuk dalam faktor internal
dikarenakan perbedaan pekerjaan, kemampuan dan mutu pendidikan. Contoh ini
termasuk Bentuk ketimpangan sosial yang tergolong ketimpangan sosial ekonomi.
---000---
KETIMPANGAN SOSIAL DESA SIDOWAYAH
(Risma Puji Rahayu. Absn: 32)
Latar Belakang
Ketimpangan
sosial adalah ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok. Ketimpangan juga menunjukkan situasi di tengah
masyarakat menunjukkan adanya ketidakmerataan dan ketidakadilan yang dapat
terjadi karena adanya kesenjangan atau ketidakseimbangan akses untuk mendapat
dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya ini mencakup kebutuhan
primer, seperti pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, peluang usaha dan kerja,
serta kebutuhan sekunder, seperti sarana untuk mengembangkan usaha dan karir.
Ketimpangan sosial dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti
kemiskinan, konflik, dan diskriminasi.
Faktor Ketimpangan Sosial
Faktor Alami |
Faktor Non Alami |
Perbedaan
SDA |
Pengaruh
Globalisasi |
Letak dan
Kondisi Geografis |
Kebijakan
Pemerintah |
|
Internal
Individu |
|
Perbedaan
Kondisi Demografis |
1.
KETIMPANGAN SOSIAL PENDIDIKAN
Alasan :
Alasan saya
memilih untuk penelitian yang terjadi dalam Ketimpangan Sosial Pendidikan
adalah ketidak pemerataan pendidikan yang sering terjadi didalam lingkungan
masyarakat, tentunya dengan perbedaan contoh gambar diatas dapat menjadi bukti
adanya ketimpangan sosial yaitu kurangnya sarana & prasarana yang belum
terpenuhi. Sehingga, berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan dan rendahnya
produktivitas
Faktor
yang mempengaruhi Ketimpangan Sosial Pendidikan yaitu Kebijakan Pemerintah
Dengan
adanya Ketimpangan Sosial tersebut Kebijakan Pemerintah menjadi salah satu
faktor nya, karena dengan adanya Kebijakan Pemerintah ini, Pemerintah Daerah
harus segera menyikapi adanya Ketimpangan Sosial hal ini dengan memberikan
pelayanan sarana & prasarana sekolah yang dapat memenuhi standar nasional,
dan juga memberikan jaminan untuk masyarakat yang kurang mampu (seperti beasiswa untuk pendidikan tingkat lanjut)
agar bisa melanjutkan pendidikan sehingga dapat membentuk generasi - generasi
cerdas penerus bangsa Indonesia. Dengan adanya dukungan tersebut sumber daya
manusia kita akan meningkat.
2. KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT KAYA dan MASYARAKAT MISKIN
Alasan :
Alasan saya
untuk memilih penelitian yang terjadi dalam Ketimpangan Sosial Antara Kelompok
Masyarakat Kaya dan Masyarakat Miskin adalah pembangunan ekonomi yang tidak
merata pada lingkungan masyarakat, tentunya dengan perbedaan contoh gambar
diatas dapat menjadi bukti nyata adanya ketimpangan sosial yaitu pendapatan
ekonomi masyarakat yang berbeda. Sehingga berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran, banyak kasus putus sekolah, meningkatnya tindakan kriminalitas,
dan meningkatnya angka kematian, dll.
Faktor
yang mempengaruhi Ketimpangan Sosial yaitu Perbedaan Kondisi Demografis
Dengan
adanya Ketimpangan Sosial tersebut Perbedaan Kondisi Demografis menjadi salah
satu faktor nya, karena kondisi ini disebabkan produktivitas kerja masyarakat
tiap daerahnya berbeda - beda. Sehingga, Pemerintah Daerah harus segera
menyikapi adanya Ketimpangan Sosial, hal ini dengan membuka lapangan pekerjaan
sehingga jumlah pengangguran tidak meningkat dan mampu membangun perekonomian
yang cukup bagi masyarakat. Dengan adanya dukungan seperti penyediaan kebutuhan
pokok, pengembangan sistem jaminan sosial, pengembangan budaya usaha dapat
menanggulangi adanya kemiskinan.
---000---
KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA TANJUNGSARI DK NGUJUNG
(Nova Nur Faimah. Absn: 27)
1.Pengamatan Ketimpangan Sosial antara Kelompok Masyarakat Kaya dan Masyarakat Miskin
Gambar diatas menunjukan perbedaan
antara penghasilan besar dan penghasilan kecil
Gambar yang
saya cantumkan termasuk kedalam ketimpangan sosial-ekonomi.Dalam hal
ketimpangan sosial sangaat mencolok dari
berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilan pun dapat terjadi ,antara orang miskin dan orang kaya sangat di
bedakan dalam aspek apapun. Faktor yang mempengaruhi ketimpangan sosial diatas
adalah Faktor Ketimpangan sosial antara kelompok Masyarakat Miskin dan Kelompok
Masyarakat Kaya .
Perbedaan
Fasilitas yang di gunakan antara nelayan kecil dan nelayan besar yaitu nelayan
kecil dengan sarana penangkapan menggunakan perahu kecil dan alat seadanya
seperti jaring,pukat wilet ,dll sedangkan Nelayan Besar sarana penangkapan
menggunakan kapal besar/kapal gardan dan menggunakan alat porsaing.
Perbedaan
penangkapan ikan antara nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan besar lebih
dominan mencari ikan di jauh atau di luar pulau, sedangkan nelayan kecil lebih
dominan mencari ikan di pinggiran atau dekat rumah . Dan juga nelayan yg
mempunyai perahu yg besar relatif mudah berkembang sedangkan nelayan yang
mempunyai perahu kecil susah untuk berkembang
Alasan saya mengambil ketimpangan sosil di atas adalah untuk mengetahui kondisi sosial antara nelayan Besar dan Nelayan Kecil Di Desa Tanjungsari dan juga untuk mengetahui dampak dari Nelayan besar terhadap nelayan kecil
2.Pengamatan
antara Pemilik Modal dan Buruh
Gambar di atas menunjukan antara buruh yang sedang menimbang ikan dan dan pemilik modal sedang melihat buruh menimbang ikan
Gambar di
atas termasuk ke dalam ketimpangan Sosial-Ekonomi .Perbedaan antara Buruh dan
Pemilik modal sangatlah beda jauh bisa di lihat dari pengertian Pemilik Modal
dan Buruh. Pemilik modal adalah individu maupun kelompok yang mempunyainya
sumber daya dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan terstruktur. Sementara
buruh adalah seseorang yang bekerja dalam bidang usaha pemilik modal
Faktor yang
mempengaruhi ketimpangan sosial di atas adalah ketimpangan antara pemilik modal
dan buruh.
Beban
pekerjaan yang tidak setara dengan upah mengakibatkan para buruh tidak bisa
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini berbanding terbalik dengan
pemilik modal yang justru malah memperoleh keuntungan yang tinggi akibat
melonjaknya permintaan pasar.
Tapi tidak
semua Buruh tidak sejahtera karena kesejahteraan Buruh tergantung pada pemilik
modal apabila sang pemilik modal memberikan upah sesuai dengan kinerja Buruh, maka Buruh akan sejahtera
Solusi
ketimpangan sosial antara Pemilik Modal dan Buruh :
1. Pemilik
modal menggaji para buruh sesuai dengan ketentuan pengupahan yang ditetapkan
oleh pemerintah bersama para pemangku kepentingan.
2. Para
buruh diberi kesempatan mengambil cuti wajib, tambahan, serta tunjangan hari
raya.
Alasan saya
mengambil penelitian ketimpangan sosial antara Pemilik Modal dan Buruh adalah
agar mengetahui kondisi ketimpangan Pemilik Modal dan Buruh di Desa Tanjungsari
Dk Ngujung
--000---
KETIMPANGAN SOSIAL
(jannatun Ni’mah. Absn: 20)
Contoh ketimpangan sosial di desa gunung sari dk Pendem
1.ketimpangan sosial antara rumah kayu san rumah mewah moder
Pada
gambar di atas adalah salah satu contoh ketimpangan sosial antara orang kaya
dan orang miskin. Gambar tersebut menunjukkan perbedaan kondisi antara rumah
kayu sederhana
dan
rumah mewah modern. Ketimpangan sosial antara rumah orang kaya dan orang miskin
bisa tercermin dalam perbedaan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan
peluang ekonomi. Ini dapat memunculkan divisi yang signifikan dalam masyarakat.
Faktor
yang mempengaruhi ketimpangan sosial tersebut adalah kondisi demografi yang
memiliki perbedaan, kondisi Pendidikan yang tidak merata, kurangnya lapangan
kerja, dan perbedaan status sosial di masyarakat
Ketimpangan sosial antara pabrik batu bata besar dan kecil bisa tercermin dalam beberapa aspek. Pabrik batu bata besar mungkin memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya, teknologi, dan pasar global, sementara pabrik kecil mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal tersebut. Hal ini dapat memperkuat kesenjangan ekonomi dan kesempatan antara keduanya.
Faktor
yang mempengaruhi ketimpangan sosial tersebut adalah Pabrik batu bata besar
mungkin memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya alam, seperti tanah
liat atau pasir, dibandingkan dengan pabrik kecil.
---000---
OBSERVASI KETIMPANGAN SOSIAL YANG ADA DI TANJUNGSARI DUKUH
KARANGGENENG
KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG
(SEPTI PUTRI A. Absn: 34)
ketimpangan antara golongan sosial ekonomi masyarakat dukuh Karanggeneng desa ditanjungsari.
ketimpangan ini di sebabkan oleh perbedaan antara kelas
sosial dan lapisan masyarakat. sebagai contoh yaitu, perbedaan pelayanan
kesehatan antara orang mampu,dan orang kurang mampu,yang mendapatkan layamany
kesehatan yang lebih baik.
ketimpangan ini di sebabkan oleh perbedaan dari kelas sosial dan lapisan masyarakat, sebagai contoh perbedaan pelayanan kesehatan,antara mampu dan orang kurang mampu ini sangat menonjol dengan Meraka yang mampu mendapatkan layanan kesehatan yang baik
ketimpangan sosial antara masyarakat dari golongan mampu dan
masyarakat kurang mampu ,dapat anda lihat secara fisik.
•••>> perhatian gambar di bawah ini
salah satu gambaranan kehidupan masyarakat dari golongan mampu
••••>> berikut gambar kehidupan masyarakat dari
golongan kurang mampu
pada kedua gambar tersebut tampak adanya kesenjangan sosial
antara masyarakat yang kehidupan berkecukupan dan masyarakat yang hidup nya
serba kekurangan
pada kedua gambar tersebut kalian bisa menyimpulkan bahwa dari segi tempat tinggal nya ,gambar yang pertama kehidupan seseorang yang serba berkecukupan, sehingga tidak fasilitas atau ekonomi nya memadai,di banding dengan gambar yang kedua , kehidupan seseorang yg serba kekurangan sehingga ekonomi dan fasilitas kurang baik.
SOLUSI
seharusnya pemerintah kota Rembang membuka lowongan tempat
pekerjaan,sehingga orang yang pengangguran dapat mendapatkan pekerjaan dan di
sisi lain juga pengangguran lebih mengurangi
KETIMPANGAN SOSIAL
(Anggun Oktaviana. Absn: 05)
LATAR
BELAKANG
Ketimpangan sosial disebut juga kesenjangan sosial. Suatu ketidakseimbangan dalam masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan demikian mencolok perbedaan jarak antara kelompok atas dan kelompok bawah.
Ketimpangan atau kesenjangan sosial
lebih merujuk pada adanya ketidaksetaraan. Ketimpangan sosial terlihat jelas
dengan adanya jarak atau gap di antara golongan - golongan dalam masyarakat.
Meskipun perbedaan merupakan sesuatu yang wajar, dalam kasus ketimpangan sosial
tingkat perbedaan tersebut sangat mencolok. Ketimpangan sosial biasanya
berkaitan dengan perbedaan kualitas hidup antarkelompok masyarakat.
1. KETIMPANGAN ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT KAYA dan KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN
ALASAN
Melihat
dampak ketimpangan sosial terhadap masalah secara menyeluruh bahwa di bedakan
menjadi 2 yaitu antara golongan masyarakat kaya dengan masyarakat miskin
Pada gambar
1 terdapat rumah mewah yang di tinggali oleh keluarga yang berkecukupan yang
mampu membiayai kehidupan keluarga sehari hari
Pada gambar
2 terdapat rumah salah satu warga tanjungsari yang menumpang lahan tanah milik
orang lain, rumah tersebut dibangun dekat tpi dan gudang ubur - ubur dan
sekarang sudah mulai terbengkalai karena tidak terurus, rumah tersebut dibangun
dengan bahan seadanya yaitu kayu dan triplek. Pekerjaan sehari - harinya yaitu
sebagai pengemis untuk mencukupi kehidupan sehari hari.
Kedua gambar
tersebut memiliki perbedaan dilihat dari aspek materi:
- Orang kaya
selalu digambarkan sebagai orang yang stabil secara finansial sedangkan
- Orang
miskin adalah orang yang tidak memiliki uang dan serba kekurangan
Meskipun
angka kemiskinan masih tergolong tinggi, pertumbuhan masyarakat menengah keatas
semakin meningkat
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT KAYA DAN
KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN
Akibat
perputaran hanya terjadi dalam masyarakat kaya, sementara masyarakat miskin
tidak mendapatkan keuntungan
Faktor yang
mempengaruhi yaitu
- Kondisi Ekonomi
Ketidaksetaraan
ekonomi terjadi ketika pembangunan ekonomi tidak merata. Beberapa wilayah
mungkin lebih maju daripada yang lain, dan ini bisa menyebabkan perbedaan
pendapatan.
- kemiskinan
seseorang
mungkin tidak malas, tetapi sistemnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Kondisi
tersebut menyebabkan ketimpangan sosial antara masyarakat kaya dengan
masyarakat miskin semakin meningkat
2. KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA BENGKEL DIPINGGIR JALAN RAYA DAN BENGKEL DI GANG DESA
ALASAN
Pada gambar
nampak adanya ketimpangan sosial antara bengkel motor pinggir jalan raya dan
bengkel motor di dalam gang desa. Meskipun berbeda bengkel motor di pinggir
jalan raya memiliki lahan yang luas sehingga masyarakat setempat tertarik dan
ingin service motor di bengkel. Bengkel motor tersebut juga memiliki peralatan
dan fasilitas yang lengkap. Sedangkan bengkel motor di gang desa yang memiliki
peralatan dan fasilitas kurang lengkap begitupun jarang buka sehingga
masyarakat jarang service di bengkel motor gang desa.
Bengkel yang
memiliki lahan luas akan membutuhkan modal yang cukup banyak karena akan
membutuh peralatan atau barang yang akan digunakan pada service motor,
dibandingkan bengkel yang memiliki lahan yang sempit akan membutuhkan biaya
modal sedikit karena membutuhkan peralatan lebih sedikit dan kurang lengkap
Pemilik bengkel yang memiliki lahan luas akan mematok biaya jasa yang lebih mahal dibandingkan dengan bengkel yang memiliki lahan sempit dan fasilitas peralatan kurang lengkap.
FAKTOR
YANG MEMPERNGARUHI KETIMPANGAN SOSIAL ANTARA BENGKEL DI PINGGIR JALAN RAYA DAN
BENGKEL DI GANG DESA
Letak
Geografis
Pada kedua
gambar tersebut memiliki perbedaan letak wilayah bengkel di pinggir jalan raya
dan bengkel yang berada di gang desa.
Lokasi yang
di lalui mudah di jangkau transportasi umum tempat yang dilihat dengan jelas
dari jarak jauh, banyak orang lewat akan memberikan peluang banyak
KETIMPANGAN SOSIAL DI KELURAHAN PACAR
(Dwi Ira Fazira Anasari. Absn: 11)
1. Ketimpangan sosial dalam bentuk rumah
Gambar rumah mewah |
Gambar rumah sederhana |
ketimpangan sosial adalah perbedaan status, kedudukan, dan kesempatan yang dimiliki seseorang atau kelompok dalam masyarakat. Gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial di desa saya. Alasan saya memilih ketimpangan ini karena Terdapat perbedaan status sosial yang terjadi karena adanya lapisan sosial yang terbentuk berdasarkan kualitas pribadi, baik itu kesehatan, pendidikan atau kekayaan. Terdapat perbedaan besar antara kedua rumah tersebut baik itu bentuk bangunanya, fasilitas yang tersedia, serta kenyamanan pada setiap rumah. Ketimpangan tersebut terjadi antar golongan kaya dan miskin. Hal tersebut biasanya termasuk dalam faktor internal karena bisa saja terjadi akibat perbedaan kualitas diri seseorang baik itu dari pekerjaan, tingkat pendidikan, maupun pengalaman. Bentuk ketimpangan pada gambar diatas tergolong ketimpangan sosial ekonomi.
2. Ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh
Gambar para buruh(ABK) |
Sebagian besar masyarakat pesisir
berprofesi sebagai nelayan. Faktor modal yang relatif seringkali menyebabkan
ketimpangan Dari segi pendapatan. Kondisi sosial masyarakat nelayan di
Kelurahan pacar digambarkan dalam aspek kelas sosial. Alasan saya memilih
ketimpangan ini karena adanya Perbedaan kelas sosial pada masyarakat nelayan
antara Bos kapal (pemilik modal) dan ABK yang menyebabkan adanya ketimpangan
pendapatan, pemilik modal mendapatkan pendapatan lebih banyak di bandingkan
dengan ABK. Selain itu sering kali nelayan juga merasa dirugikan karena masalah
perbekalan dengan harga yang mahal menyebabkan semakin kurangnya pendapatan
ABK. Hal ini termasuk faktor eksternal karena biaya perbekalan yang mahal. Dan
aturan yang telah di sepakati bahwa pemilik modal mendapatkan hasil lebih
banyak dari pada ABK. Bentuk ketimpangan tersebut tergolong ketimpangan sosial
ekonomi.
Contoh Ketimpangan
Sosial Di Desa Mondoteko
(Indriyani Santoso. Absn: 18)
1. Ketimpangan sosial antara rumah mewah dan rumah
sederhana
Ketimpangan sosial antara rumah mewah dan rumah sederhana
juga merupakan salah satu bentuk ketimpangan yang dapat terjadi dalam
masyarakat. Perbedaan antara rumah mewah dan rumah sederhana dapat mencerminkan
ketimpangan ekonomi dan akses terhadap perumahan yang layak. Ketimpangan sosial
antara rumah mewah dan rumah sederhana dapat disebabkan oleh faktor internal
yang terkait dengan individu atau kelompok yang memiliki rumah tersebut. faktor
internal yang dapat berkontribusi pada ketimpangan sosial tersebut adalah
perbedaan pendapat/kekayaan, ketrampilan dan pendidikan
2. Ketimpangan sosial antara warung mewah dan warung
sederhana
Ketimpangan sosial antara warung mewah dan warung sederhana
bisa terlihat dari beberapa aspek, seperti perbedaan dalam kualitas produk,
harga, dan target pasar. Warung mewah biasanya menawarkan makanan dan minuman
dengan kualitas yang lebih tinggi, menggunakan bahan-bahan berkualitas dan
teknik memasak yang lebih rumit. Mereka juga sering menawarkan suasana yang
lebih eksklusif dan nyaman bagi pelanggan. Namun, harga makanan dan minuman di
warung mewah biasanya lebih mahal dibandingkan dengan warung sederhana.
Di sisi lain, warung
sederhana lebih fokus pada menyediakan makanan dan minuman dengan harga yang
lebih terjangkau. Mereka menggunakan bahan-bahan yang lebih sederhana dan
teknik memasak yang lebih sederhana. Warung sederhana biasanya menarik
pelanggan dari berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang memiliki
keterbatasan anggaran. Ketimpangan sosial antara warung mewah dan warung
sederhana juga terlihat dalam target pasar. Warung mewah biasanya ditujukan untuk
pelanggan dengan daya beli yang lebih tinggi, sementara warung sederhana lebih
terbuka bagi semua kalangan masyarakat.
KETIMPANGAN SOSIAL
(Isnaini Setia Arum. Absn: 19)
Contoh Ketimpangan Sosial di Desa Dresi Wetan
Pada gambar di atas adalah salah satu contoh
ketimpangan sosial antara orang kaya dan orang miskin. Perbedaan antara kaya
dan miskin biasanya terletak pada tingkat kekayaan atau pendapatan mereka.
Orang kaya memiliki aset dan pendapatan yang cukup tinggi, sementara orang
miskin memiliki akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi dan umumnya hidup
dengan pendapatan yang rendah. Ketimpangan kaya dan miskin mencerminkan divisi
ekonomi yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan,
kesehatan, dan peluang ekonomi. Dalam aspek pendidikan biasanya orang miskin
hanya lulusan SMA, SMP, SD dan bahkan ada yang tidak bersekolah dikarenakan
ekonomi mereka yang kurang dan pas-pasan untuk biaya sekolah. Sedangkan orang
kaya pasti dan kebanyakan mereka mengejar pendidikan sampe mungkin S1 bahkan
lebih. Sehingga dalam dunia pekerjaan orang kaya dengan lulusan S1 pasti akan
lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang gajinya lebih tinggi dari orang
miskin yang hanya mungkin menjadi buruh dengan gaji pas-pasan dan hanya untuk
cukup memenuhi kebutuhan sehari hari nya. Hal ini disebabkan oleh faktor
individual karena usaha yang dilakukan oleh masing-masing individu untuk
kehidupan yang layak berbeda-beda.
Pada gambar di atas adalah ketimpangan sosial
toko kelontong dan toko grosir . Ketimpangan sosial antara toko kelontong dan
toko grosir dapat tercermin dalam beberapa aspek, seperti skala operasi, modal,
dan dampak ekonomi. Toko kelontong biasanya merupakan usaha kecil dengan skala
yang lebih terbatas, modal yang lebih rendah, dan melayani konsumen lokal. Di
sisi lain, toko grosir cenderung memiliki skala operasi yang lebih besar, modal
yang signifikan, dan seringkali melayani pengecer atau bisnis dalam jumlah
besar. Dalam Dinamika Persaingan toko kelontong
bersaing dalam lingkup yang lebih terbatas dan dengan usaha sejenis.
Sedangkan toko grosir bersaing dalam pasar yang lebih luas dan mungkin
dihadapkan pada persaingan yang lebih intens. Dalam Kemampuan Negosiasi dan
Pengaruh, toko kelontong kemungkinan memiliki daya tawar yang lebih rendah
dalam negosiasi dengan pemasok. Sedangkan
toko grosir dapat memiliki kemampuan negosiasi yang lebih tinggi dan
pengaruh lebih besar. Ketimpangan ini bisa menciptakan disparitas dalam peluang
ekonomi, keberlanjutan usaha, dan akses terhadap pasar. Peningkatan ketimpangan
sosial antara toko kelontong dan toko grosir dapat mempengaruhi dinamika
ekonomi di tingkat lokal maupun regional. Faktor-faktor ini dapat saling
berinteraksi dan memengaruhi ketidaksetaraan ekonomi antara toko kelontong dan
toko grosir dalam konteks ketimpangan sosial.
---000---
KETIMPANGAN SOSIAL
(Abelya Fauzia Chanifa. Absn: 1)
Contoh ketimpangan sosial yang ada di desa Ngadem
1. Ketimpangan antara golongan kaya dan golongan miskin
Golongan
dikategorikan kaya dan miskin biasanya berdasarkan kriteria tertentu.
Timbulnya
ketimpangan sosial antara golongan kaya dan miskin dapat disebabkan
adanya krisis
global, rendahnya tingkat pendidikan dan mental miskin yang
dimiliki oleh
masyarakat. Ukuran kekayaan dapat di lihat dari kepemilikan rumah,
tanah, cara
berpakaian, dan kebiasaan pemenuhan pokok sehari hari. Adapun
yang dimaksud
kebutuhan pokok adalah sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan.
Tingkat kekayaan dan kemiskinan seseorang dapat di lihat dari
penghasilan. Hal
tersebut di pengaruhi oleh faktor individual karena orang kaya
mendapatkan
pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi sedangkan orang miskin
hanya bekerja
sebagai buruh.
2. Ketimpangan antara toko grosir dan toko kelontong
Ketimpangan
sosial antara toko grosir dan toko kelontong dapat terlihat
dalam
berbagai aspek seperti skala usaha, akses modal, dan daya tawar.
Toko
grosir cenderung memiliki skala lebih besar, akses modal yang lebih
mudah,
dan daya tawar yang lebih tinggi dalam negoisasi dengan pemasok.
Pendapatan
toko kelontong dan toko grosir berbeda, sebab toko grosir
menargetkan
bisnis atau pengecer sementara toko kelontong lebih fokus pada kebutuhan
konsumen
individu. Toko grosir Cenderung menawarkan berbagai produk
dalam
jumlah besar, sementara toko kelontong
lebih terbatas
pada barang barang kecil dan kebutuhan harian konsumen.
Faktor
ketimpangan sosial golongan kaya dan miskin
1.
Faktor Ekonomi
Orang kaya memiliki lebih banyak peluang
pekerjaan dan akses
pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi
sebab memiliki pendidikan yang mumpuni.
Selain itu orang kaya lebih banyak memiliki
kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang berharga melalui
magang, pelatihan, dan
dan proyek proyek khusus.
1.
Faktor Individu
Modal toko grosir sering kali membutuhkan
modal awal yang
lebih besar untuk membeli produk dengan
jumlah yang
besar, sementara toko kelontong membutuhkan
modal yang
terjangkau. Ini dapat menciptakan
ketimpangan dalam
akses modal untuk memulai atau
mengembangkan usaha.
Ketimpangan Sosial di Desa Pengkol
(Nayla Farihatin Mutsmiroh. Absn: 26)
1. Ketimpangan Sosial antara pemukiman orang kaya dan orang miskin
Menurut Soerjono
Soekanto, ukuran kekayaan dilihat dari kepemilikan harta, rumah, kendaraan,
tanah, cara berpakaian, hingga kebiasaan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-
hari. Badan Pusat Statistik menentukan indikator kemiskinan dengan melihat
persentase Jumlah minimal uang yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pokok
(papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan)
Alasan saya
memilih gambar ini sebagai penelitian adalah membuktikan adanya ketimpangan
sosial antara masyarakat yang hidup berkecukupan dengan masyarakat yang hidup
serba kekurangan. Perbedaan antara keduanya adalah rumah masyarakat yang hidup
serba kekurangan hanya terbuat dari triplek, banyak lubang, dan terlihat tidak
terawat. Berbeda dengan rumah masyarakat yang hidup berkecukupan dilihat dari
struktur bangunannya sudah sangat modern
dan tampak bersih.
Bentuk ketimpangan
sosial ini termasuk dalam golongan ketimpangan sosial-ekonomi. Adanya golongan
orang kaya dan golongan orang miskin yang menjadi pembeda, biasanya orang kaya
mudah mendapatkan akses daripada orang miskin. Sudah tidak heran masyarakat
orang kaya mendapatkan fasilitas yang memadai seperti pendidikan dan kesehatan.
Faktor yang
dapat mempengaruhi ketimpangan sosial
pada kasus ini adalah Faktor Internal dan eksternal. Faktor internal/alami
mendorong munculnya ketimpangan sosial yang berasal dari dalam pribadi
individu. Ada individu yang memiliki pribadi positif seperti pekerja keras,
berani, disiplin, dll. Namun, ada juga individu yang memiliki pribadi negatif
seperti malas, mudah menyerah, mudah putus asa, dan apatis. Sedangkan faktor
eksternal/nonalami berasal dari luar individu. Dapat terjadi karena harga rumah
yang mahal sehingga sulit untuk membangun rumah.
Solusi ketimpangan sosial antara orang kaya dan orang miskin
:
1. menurunkan angka stunting.
2. menurunkan kemiskinan.
3. memberikan peluang pekerjaan.
4. menurunkan ketimpangan kekayanaan.
5. menguatkan industri berbasis rakyat.
2. Ketimpangan Sosial antara pemilik modal dan buruh
Jennie Naidoo dan
Jane Wills, ketimpangan sosial adalah perbedaan dalam pemasukan (income) sumber
daya (resource), kekuasaan atau power dan status di dalam masyarakat.
Pada gambar diatas membuktikan adanya ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh. Perbedaan antara keduanya adalah buruh bekerja dalam bidang usaha milik modal, sedangkan pemilik modal suatu kelompok yang mempunyai sumber dalam melakukan kegiatan Ekonomi. Pemilik modal memiliki kekayaan yang sangat luar biasa, sementara buruh bekerja untuk para pemilik modal. Mereka mengharapkan penghasilan kepada pemilik modal. Tentu saja dari segi kekayaannya sangat berbeda, sehingga terjadi ketimpangan sosial.
Ketimpangan sosial antara pemilik modal
dengan buruh dapat terjadi karena pemilik modal memberikan gaji yang tidak
sebanding dengan beban kerja yang dilakukan oleh buruh. Akibatnya parah buruh
terpaksa mencari pekerjaan tambahan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Sementara disisi lain, pemilik modal justru memperoleh keuntungan
yakni, naiknya permintaan pasar. Hal ini pemilik modal tentunya tidak terlalu
ambil pusing dengan gaji para buruhnya.
Faktor ketimpangan sosial ini termasuk kedalam ketimpangan Sosial Ekonomi. Masyarakat yang kurang terampil akan terjebak pada pekerjaan yang upahnya rendah. Pada aspek ini skill, kompetensi, dan keterampilan punya pengaruh yang sangat signifikan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi.
Solusi ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh :
1. memberi bantuan langsung tunai kepada buruh.
2. membuat undang-undang tentang upah minimal buruh.
3. menyediakan sarana publik bagi buruh dengan tarif rendah.
4. menetapkan batas maksimal jam kerja buruh.
5. membuat kebijakan tentang perluasan daerah industri.
KETIMPANGAN
SOSIAL DI DESA KABONGAN KIDUL KECAMATAN
REMBANG KABUPATEN REMBANG
(SANDY PUTRI AULIA. Absn: 33)
gambar 1 :
Pada dua gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial yang terjadi di daerah saya yaitu di Desa Kabongan Kidul. Terdapat perbedaan besar antara kedua rumah tersebut baik itu bentuk bangunannya, fasilitas seperti AC dan pagar salah satunya tidak memiliki pagar dan AC dan juga plafon, genteng rumah yg satu lebih berkualitas dan yang satunya biasa saja,serta kenyamanan pada setiap rumah sangatlah berbeda satu dengan yang lain rumah yang lebih besar bisa menciptakan rasa nyaman dan aman didalam rumah dibandingkan dengan rumah sederhana. Ketimpangan tersebut terjadi antara golongan kaya dan sederhana saja. Hal tersebut bisa saja terjadi akibat perbedaan kondisi demografis (tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi ketenagakerjaan, dll).
Gambar 2 :
Pada dua gambar
di atas merupakan contoh ketimpangan sosial yang terjadi di daerah saya.
Terdapat perbedaan besar antara kedua Hotel tersebut baik itu bentuk
bangunannya, fasilitas yang tersedia sangat berbeda yaitu wifi kedua hotel
tersebut tersedia wifi namun salah satu hotel memiliki keterbatasan wifi yg
hanya ada di pusat saja sedangkan hotel yang lain memiliki wifi disetiap sudut,
fasilitas yang tidak kalah jauh juga ketersediaan nya yaitu kasur, kasur yang
digunakan di Hotel Larasati hanya 1 bed saja sedangkan di fave hotel
menggunakan 2 bad sehingga tidak terlalu pendek, diHotel larasati juga tidak
ada kolam renang sedangkan di fave hotel ada kolam renang yang lumayan besar
dan cukup menarik untuk di kunjungi, serta lantai yang dipergunakan hotel
tersebut sangatlah berbeda, serta kenyamanan pada setiap Hotel. Ketimpangan
tersebut terjadi karena belum adanya sikap profesionalisme dari perilaku
pengembangan dari pemimpin. Ketimpangan tersebut terjadi antara golongan kaya
dan sederhana saja. Hal tersebut bisa saja terjadi akibat perbedaan kondisi
demografis (tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi ketenagakerjaan,
dll).
---000---
Gambar yang tertera diatas menunjukkan
perbedaan kondisi rumah mewah dan rumah dari kayu bambu sederhana. Hal ini
mencerminkan ketimpangan antara golongan kaya Dan miskin.
Faktor interna/alami :
-
Faktor internal/alami adalah
faktor yang dipengaruhi oleh individu itu sendiri, seperti gambar diatas, hal itu
bisa terjadi sebab budaya kemiskinan, orang yang rumahnya mewah mempunyai sikap
tidak pantang menyerah, tidak mudah pasrah akan keadaan, dan bekerja keras
membangun bisnis toko serba ada walau dimulai dari kecil kecilan sehingga mempunyai
keyakinan masa depan yang baik, sedangakan orang yang rumahnya sederhana
mempunyai sikap mudah menyerah, pasrah terhadap keadaan, dan tidak ada
keyakinan masa depan yang baik sebab dia hanya memulai berjualan nasi uduk
sebentar dan seterusnya tidak mau berjualan lagi, seperti sudah pasrah akan
keadaan.
Faktor eksternal/nonalami:
- faktor eksternal ialah
faktor yang berasal dari luar kontrol dan kemampuan setiap individu. Dengan
kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja,
melainkan ada sistem yang menghambatnya. Misalnya pada gambar diatas, harga bahan
bangunan yang mahal membuat orang yang memiliki rumah sederhana tidak mampu
untuk membangun rumah yang lebih baik, ditambah harus diperlukan banyak uang
lagi untuk membayar tukang.
2. Ketimpangan sosial lapangan sepak bola di
pedak kulon dan pedak etan
LAPANGAN PEDAK KULON LAPANGAN PEDAK ETAN
Gambar yang tertera diatas menunjukkan
perbedaan kondisi lapangan gersang dengan permukaan yang tidak rata dan
lapangan luas dengan permukaanya yang rata.
Faktor faktor
-
Kurangnya Perawatan atau
Pemeliharaan
Kurangnya perawatan
atau pemeliharaan pada lapangan sejak dini dan tepat seperti saat adanya
kerusakan kecil yang dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan timbulnya ketidakrataan
pada permukaan tanah, dan dapat membahayakan siapapun yang beraktifitas
dilapangan tersebut. Seperti pada lapangan pedak kulon, lapangan tersebut
memiliki permukaan tanah yang tidak rata dan miring akibat kurangnya perawatan,sehingga
tidak nyaman untuk digunakan berktifitas misalnya bermain sepak bola, untuk
bermain sepak bola lapangan pedak etan jauh lebih layak untuk digunakan.
-
Kondisi Tanah yang Tidak Stabil
Sebelum melakukan pembangunan lapangan, tentunya akan dilakukan pengecekan tanah terlebih dahulu, agar mengetahui apakah layak untuk digunakan atau tidak. Namun, kenyataannya tidak bisa sepenuhnya mengandalkan data tanah, karena terkadang tidak menggambarkan karakteristik tanah yang semestinya, itulah yang dapat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil. Kondisi tanah yang tidak stabil (seperti tanah yang kering dan tidak rata) atau mengalami kemiringan ini terutama akibat lapangan yang tidak digunakan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lapangan.lapangan pedak kulon memiliki tanah yang kering dan jika digunakan bermain sepak bola tanahnya akan membludak dan sangat berdebu saking keringnya sedangkan lapangan pedak etan tanhnya mendukung dan masih ada rumput rumput yang meminimkan berdebu.
MENGANALISIS KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA KABONGAN KIDUL
(NAFI'ATUL UMMAH. Absn: 25)
Ketimpangan social merujuk pada ketidaksetaraan yang signifikan ,
ketimpangan sosial dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan seperti
pendapatan, pendidikan , kesehatan , pekerjaan , dan keadilan sosial
1). Ketimpangan antara buruh pabrik
dengan pemilik saham
Pada
gambar diatas merupakan ketimpangan social antar pemilik saham dan buruh yang
memperlihatkan perbedaan antara buruh pabrik dengan pemilik saham
Ø FAKTOR INTERNAL : Secara umum, faktor internal merupakan faktor yang berasal dalam diri setiap individu. Latar belakang keluarga , dapat mempengaruhi Perbedaan status social seseorang. misalnya , jika seseorang berasal dari keluarga kaya atau memiliki hubungan dengan orang orang berpengaruh , cederung memiliki status lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai status sosial yang rendah . masyarakat yang memiliki status sosial rendah mereka berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup yang diinginkan .
Ø FAKTOR EKSTERNAL : faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri siswa yang turut mempengaruhi proses belajarnya. Upah yang tidak adil , rendahnya upah buruh dinegara berkembang juga dipengaruhi oleh kenyataan bahwa Negara berusaha menekan upah buruh karena bersaing untuk menarik modal asing . Tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan keterampilan yang memadai menyebabkan daya tarik tenaga kerja menjadi murah, kurangnya perhatiannya upah buruh berpengaruh pada ketimpangan dalam masyarakat . kecilnya upah yang diterima sulit meningkatkan taraf hidup mereka yang kemudian mencari tambahan guna mencukupi kebutuhan hidup . Realitas ini berbanding balik dengan para pemegang saham . Setiap keuntungan perusahaan yang disebabkan kenaikan permintaan pasar akan menambah kekayaan para pemilik perusahaan dan pemegang saham .
2). Ketimpangan kondisi wilayah desa dengan kota
Gambar diatas menunjukkan ketimpangan antara desa dan kota
· Faktor EksTernal : daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografis bermacam-macam . masyarakat yang tinggal di daerah-daerah di Indonesia mengalami proses adaptasi terhadap kondisi geografis , masyarakat mampu mengembangkan potensi berdasarkan kondisi geografis , kondisi geografis memiliki pengaruh besar dalam perkembangan suatu daerah ada daerah yang berkembang menjadi kota besar dan ada juga yang masih menjadi desa . Kondisi geografis ini menjadikan kota lebih mudah berkembang daripada Daerah Desa karena adanya kemudahan akses ketimbang daerah pedesaan yang terkadang ada keterbatasan akses . daerah perkotaan mengalami perkembangan baik di bidang ekonomi .
· Faktor internal : penduduk yang tinggal di daerah pedesaan pada umumnya masyarakat masih bergantung pada tingkat produktivitas Sumber Daya Alam (SDA), termasuk di dalamnya adalah peternakan. Pembangunan yang ada di kota dilakukan secara besar-besaran.Sebaliknya, pembangunan di desa tidak sebesar yang dilakukan di kota. Ketimpangan pembangunan tersebut dapat dilihat dari perkembangan bangunan-bangunannya.kemiskinan di desa meningkat hampir dua kali lipat dibanding perkotaan. Oleh karena itu, sangat diperlukan langkah strategis guna menciptakan penyeimbangan pembangunan desa dan kota. Salah satunya adalah penguatan pembangunan pertanian, mengingat mayoritas aktivitas perekonomian
KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA
KARANGSEKAR KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG
(Ridha Putri Rahmawati. Absn: 31)
1. Ketimpangan Sosial antara Kelompok Masyarakat Kaya dan Masyarakat Miskin
Pada dua
gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial yang terjadi di desa
Karangsekar. Terdapat perbedaan besar antara kedua rumah tersebut baik itu
bentuk bangunannya, fasilitas yang tersedia, serta kenyamanan pada setiap
rumah. Ketimpangan tersebut terjadi antara golongan kaya dan miskin. Hal
tersebut bisa saja terjadi akibat perbedaan kondisi demografis (tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi ketenagakerjaan, dll).
Sebagain
Masyarakat kaya merasa bangga dengan kekayaan yang mereka miliki sehingga
membuat mereka tidak peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Kekayaan yang
tampak menonjol yang dimiliki masyarakat kaya dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari, seperti pada tempat tinggal masyarakat kaya yang serba mewah dan
juga gaya berpakaian masyarakat kaya yang tak seperti gaya berpakaian
masyarakata miskin. Sehingga membuat masyarakat miskin menutup diri dari
masyarakat kaya, karena kurangnya komunikasi dan masyarakat miskin yang selalu
menghindar dari masyarakat kaya. Dimana masyarakat kaya lebih memilih hidup
secara individualisme, tidak peduli dengan lingkingan disekitarnya.
Dari pola
perilaku masyarakat kaya inilah sehingga golongan yang ada dibawahnya merasa
terasingkan sehingga menyebabkan golongan yang ada dibawahnya enggan untuk
bergaul dengan masyarakat kaya. Adanya perasaan minder dan malu untuk
berkomunikasi/bertinteraksi dengan masyarakat kaya sehingga tidak terjalin
suatu hubungan yang baik dan harmonis.
Masyarakat miskin sulit mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak, sehingga masyarakat yang mengalami kemiskinan akan mengalami ketimpangan sosial ekonomi dengan masyarakat yang lebih kaya.
2.
Ketimpangan antara Pemilik Modal dan Buruh
Kurang diperhatikannya
upah buruh berpengaruh pada ketimpangan dalam masyarakat. Beban pekerjaan yang
tidak setara dengan upah mengakibatkan para buruh tidak bisa meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka. Banyak dari mereka yang kemudian mencari pekerjaan
tambahan guna mencukupi kebutuhan hidup. Hal ini berbanding terbalik dengan
pemilik modal yang justru malah memperoleh keuntungan yang tinggi akibat
melonjaknya permintaan pasar.
Walaupun
jumlah pemilik modal lebih sedikit daripada jumlah buruh, namun buruh tidak
memiliki kekuasaan, hanya diarahkan dan dikendalikan oleh pemilik modal. Hal
itu sangat bertentangan dengan hak asasi manusia. Kaum buruh bekerja guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka menerima upah dari para pemilik modal.
Sedang pemilik modal bekerja dengan mencari untung atau laba
sebanyak-banyaknya.
MENGAMATI KETIMPANGAN SOSIAL DILINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
(Marsha Bella Syaputri. Absn: 22)
1). Pengamatan Rumah Mewah dan Rumah Sederhana
Gambar di atas adalah Rumah milik warga Desa Pandean Jawa
Tengah Gambar tersebut pada Minggu, 21 Januari 2024
Pengertian Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya
ketakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang
disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya.
Faktor ketimpangan sosial rumah mewah dan rumah
sederhana.Alasan saya mengamati rumah mewah dan rumah sederhana karena ada
faktor ketimpangan sosial yaitu letak dan kondisi geografis.
Rumah Mewah :
1. Rumah mewah memiliki fasilitas yang lengkap
2. Kalangan ini sudah pasti memiliki penghasilan yang tinggi
3. Mereka juga memiliki daya beli yang tinggi
4. Warga yang berada lebih dihargai oleh tetangga lain
Rumah Sederhana :
1. Kalangan ini sudah pasti memiliki penghasilan rendah
2. Mereka juga memiliki daya beli rendah
3. Rumah sederhana memiliki fasilitas yang tidak lengkap
4. Warga yang kurang mampu biasanya lebih sering direndahkan
& diremehkan
2.
Pengertian Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya
ketakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang
disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya.
Ini termasuk ketimpangan Sosial-Ekonomi. Gambar diatas
termasuk ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh. Toko Sedulur
membutuhkan pekerja untuk membantu menjualkan barang kepada konsumen, tidak
mungkin jika pemilik Toko sedulur bekerja sendiri, di Toko sedulur juga barang
barang yang dijual lengkap.
Sedangkan warung kecil tidak membutuhkan pekerja karena
warung tersebut bisa diatasi oleh pemiliknya sendiri, warung tersebut berbeda
karena barang barang yang dijual sedikit tidak banyak seperti di Sedulur.
Mengamati
Ketimpangan Sosial di Lingkungan Tempat Tinggal Desa Pandean
(Amelia Putri Idawati. Absn: 3)
Selasa, 23 Januari 2024
Kedua gambar tersebut termasuk ke dalam Ketimpangan Sosial Ekonomi yaitu ketimpangan sosial antara Kelompok Kaya dan Masyarakat Miskin. Alasan saya memilih foto tersebut untuk dijadikan contoh karena foto tersebut memasuki kriteria Ketimpangan Sosial dimana "Ketidakmerataan & Ketikadilan" terjadi. Setelah menilai/mengamati lingkungan tersebut saya menyimpulkan bahwa adanya ketidakadilan yang terjadi disana, biasanya warga berada & tidak berada/kurang mampu mendapatkan perlakuan yang berbeda. Dimana warga yang berada lebih disegani & dihargai oleh tetangga lain, sedangkan warga yang kurang mampu biasanya lebih sering direndahkan & diremehkan.
Pada gambar
pertama orang yang memiliki rumah tersebut tidak bekerja dikarenakan usianya
yang sudah tua, sedangkan orang yang memiliki rumah pada gambar kedua sang
suami bekerja sebagai kepala BPR Saribumi dan istrinya sebagai guru.
Gambar 1
-orangnya sudah tuadan tidak berkerja
-rumahnya tidak memiliki fasilitas yang lengkap dan tidak
nyaman untuk ditinggali apalagi dengan kondisi cuaca saat ini (hujan angin)
Gambar 2
-orangnya pekerja keras dan berkecukupan yang masih berusia
sekitar 40 tahun-an dan mempunyai 2 anak yang masih bersekolah di bangku SMA.
-rumahnya memiliki fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk
ditinggali (tidak khawatir hujan angin).
Ini termasuk ketimpangan Sosial-Ekonomi. Gambar diatas termasuk ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh. Saya memilih itu karena banyak orang ketika belanja di alfamart memandang sinis ketika melihat warung kecil berjualan di depan alfamart tersebut, namun tak jarang pula orang membeli di warung kecil karena harganya lebih murah daripada di alfamart.
Alfamart
membutuhkan pekerja untuk membantu menjualkan barang kepada konsumen, tidak
mungkin jika pemilik alfamart bekerja sendiri, di alfamart juga barang barang
yang dijual lengkap.
Sedangkan warung kecil tidak membutuhkan pekerja karena warung tersebut bisa diatasi oleh pemiliknya sendiri, warung tersebut berbeda karena barang barang yang dijual sedikit tidak banyak seperti di alfamart.
Hal tersebut
menyebabkan ketimpangan karena pendapatan yang dihasilkan cukup berbeda,
alfamart dapat meraup keuntungan lebih besar dibandingkan warung kecil karena
alfamart buka 24 jam sedangkan warung kecil hanya buka pukul 5 sore sampai
pukul 12 malam.
Ketimpangan Sosial
Di Desa Mondoteko
(Mohammad Ikhsan. Absn: 24)
1. Ketimpangan sosial antara rumah mewah dan rumah
sederhana
Pada dua gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial yang terjadi di daerah saya. Terdapat perbedaan besar antara kedua rumah tersebut baik itu bentuk bangunannya, fasilitas yang tersedia, serta kenyamanan pada setiap rumah. Ketimpangan tersebut terjadi antara golongan kaya dan miskin. Hal tersebut bisa saja terjadi akibat perbedaan kondisi demografis (tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi ketenagakerjaan, dll).
2. Ketimpangan sosial antara warung mewah dan warung
sederhana
Pada gambar di atas merupakan contoh ketimpangan sosial yang
ada di daerah saya.terdapat perbedaan antara warung makan mewah dan warung
makan sederhana,dari penyesuaian gambar tersebut warung mewah lebih laris di
banding warung sederhana,karena perbedaan bangunan dan fasilitas yang tersedia,
ketimpangan tersebut terjadi antara golongan orang kaya dan miskin.hal tersebut
bisa juga terjadi karena faktor demografis (tingkat pendidikan dan kesehatan).
No abs :
4
Kelas :
XII IPS 3
KETIMPANGAN SOSIAL DESA TIREMAN
(Andika Nur Seftian. Absn: 4)
Alasan :
Alasan saya adalah Ketimpangan Sosial
pada gambar tersebut meliputi ketidak pemerataan ekonomi pada masyarakat
sehingga menimbulkan perbedaan yang sangat mencolok, dari hal tersebut dapat
mempengaruhi faktor Perbedaan Kondisi Geografis, karena tiap masyarakat
pekerjaan nya yang berbeda - beda.
Alasan:
MENGAMATI KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA PADARAN
(Novia lndrayani. Absn: 28)
Contoh Ketimpangan Sosial
Gambar 1..
Berdasarkan gambar diatas,
menunjukkan adanya ketimpangan sosial antara rumah mewah dan
rumah sederhana. Secara sederhana, perbedaan antara rumah sederhana dengan
rumah mewah bisa langsung terlihat kualitas material yang digunakan sebagai
finishing, besaran bangunan, kelengkapan fasilitas hingga tata ruangnya. rumah
sederhana kurang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan rumah sederhana mengutamakan fungsi pada lahan
terbatas sehingga tampilan fasad, material pada finishing hingga tata ruangnya
biasa saja tanpa mementingkan estetika, sirkulasi maupun pencahayaan.
Faktor ketimpangan sosial letak dan kondisi geografis
-Rumah mewah rumah mewah biasanya berada di wilayah
perkotaan, rumah mewah memiliki persyaratan kesehatan lingkungan yang nyaman,
ekonomi orang yang tinggal di rumah mewah mendukung untuk kesejahteraan
keluarga.
- Rumah sederhana rumah sederhana banyak di wilayah pedesaan, rumah sederhana kurang memiliki persyaratan kesehatan lingkungan yang belum layak, ekonomi orang yang tinggal di rumah sederhana kurang mendukung sehingga kurang nyaman.
Gambar 2
Berdasarkan gambar diatas,
Menunjukkan adanya ketimpangan sosial antara toko
tradisional dan toko modern perbedaan toko kelontong dan minimarket toko
klontong adalah toko kecil yang biasanya dijalankan oleh pemilik lokal dan
menyediakan berbagai produk kebutuhan sehari-hari. toko kelontong di seringkali
terletak di pemukiman penduduk dan menyediakan barang-barang dalam jumlah yang
lebih sedikit.
sedangkan minimarket yaitu Pilihan Produk: Minimarket
menyediakan pilihan produk yang lebih bervariasi dibandingkan toko kelontong.
Kebersihan dan Kerapihan Minimarket umumnya memiliki standar
kebersihan dan kerapihan yang lebih baik dalam tata letak produk dan penataan
rak.
Layanan Cepat: Minimarket biasanya memiliki sistem yang
efisien dan layanan yang lebih cepat, memungkinkan pelanggan untuk berbelanja
dengan lebih praktis dan efektif.
Faktor ketimpangan sosial letak dan kondisi geografis
Toko klontong Toko tradisional biasanya menjual barang
kelontong dan sembako, harga barang lebih murah daripada toko modem....
b. Minimarket : Toko modern barang yang dijual lebih
lengkap, harga barang lebih mahal daripada toko tradisional.
---000---
MENGAMATI
KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA KABONGAN KIDUL
(Azizah Meidela. Absen: 6)
1. Pengamatan Rumah Mewah dan Rumah Sederhana
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa adanya faktor
ketimpangan sosial alami contoh rumah mewah dan rumah sederhana. Alasan saya
mengamati rumah mewah dan rumah sederhana karena ada perbedaan dalam faktor
ketimpangan sosial ekonomi. Jika rumah mewah biasanya berada di wilayah
perkotaan, rumah mewah juga memiliki persyaratan kesehatan lingkungan yang
nyaman, dan ekonomi orang yang tinggal di rumah mewah mendukung untuk
kesejahteraan keluarga sedangkan rumah sederhana banyak ditemukan di wilayah
pedesaan, rumah miskin juga kurang memiliki persyaratan kesehatan lingkungan yang
belum baik, dan ekonomi orang yang tinggal di rumah sederhana kurang mendukung
sehingga kurang nyaman.
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa adanya bentuk ketimpangan sosial contoh rumah mewah dan rumah sederhana. Alasan saya mengamati rumah mewah dan rumah sederhana karena ada perbedaan dalam bentuk ketimpangan sosial miskin dan kaya dan sosial ekonomi. Jika kelompok kaya yang tinggal rumah mewah mengalami pertumbuhan ekonomi yg lebih
stabil dan memiliki kebutuhan sehari-hari yang selalu tercukupi sedangkan kelompok miskin yang tinggal di rumah sederhana mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat atau kurang stabil dan memiliki kebutuhan sehari-hari yang belum tercukupi.
2. Pengamatan Toko Besar dan Toko Kecil
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa adanya faktor
ketimpangan sosial pada toko besar dan kecil contoh toko kelontong dan toko
sepatu dan sandal. Alasan saya mengamati toko kelontong dan toko sepatu dan
sandal karena ada perbedaan dalam faktor ketimpangan sosial letak dan kondisi
geografis dan sosial ekonomi. Jika toko kelontong biasanya menjual produk dan
sembako, harga produk lebih murah, letak yang strategis, dan banyak pembeli
untuk memenuhi keperluan sehari sedangkan toko sepatu dan sandal pembelinya
tidak tertentu hanya seperlunya saja.
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa adanya bentuk
ketimpangan sosial pada toko besar dan kecil contoh toko kelontong dan toko
sepatu dan sandal. Alasan saya mengamati toko kelontong dan toko sepatu dan
sandal karena ada perbedaan dalam bentuk ketimpangan sosial pemilik modal. Jika
penjual toko kelontong biasanya menggunakan modal pribadi dan produk yang
dijual untuk keperluan sehari-hari sedangkan penjual toko sepatu dan sandal
penjual toko juga menggunakan modal pribadi dan produk yang dijual terbatas.
KETIMPANGAN SOSIAL DI DESA SENDANGAGUNG
DUKUH BANGKER
(Ratih Rida Wiyani. Absen: 30)
1. Pengamatan
Ketimpangan Sosial Antara Rumah Mewah dan Rumah Sederhana
Gambar diatas menunjukkan perbedaan antara rumah mewah dan rumah
sederhana.
Gambar tersebut merupakan salah satu ketimpangan sosial
alami.
Faktor yang membuat ketimpangan sosial tersebut adalah
faktor letak dan kondisi geografis. Jadi alasan saya membuat ketimpangan sosial
dari rumah mewah dan sederhana tersebut adalah dengan adanya faktor letak dan
kondisi geografis. Karena ketimpangan sosial berasal dari diri manusia sendiri.
Gambar 1 kehidupan
yang mempunyai rumah mewah tersebut serba kecukupan, dikarenakan : Orang yang
mempunyai rumah mewah tersebut orangnya pekerjaan keras, disiplin saat bekerja,
ekonomi yang mempunyai rumah mewah tersebut sangat mendukung untuk kehidupan
keluarganya.
Gambar 2 kehidupan
yang mempunyai rumah sederhana seadanya, dikarenakan :
Orang yang mempunyai rumah sederhana tersebut keterbatasan
usia, orang yang mempunyai rumah sederhana tersebut kurang berpendidikan,
sedikitnya peluang kerjakerja untuk orang yang kurang berpendidikan.
Alasan saya memilihi mengamati antara rumah mewah dan rumah
sederhana tersebut adalah adanya bentuk ketimpangan sosial antara rumah mewah
(kaya) dan rumah sederhana (miskin).
- Kelompok kaya
Kelompok kaya untuk kebutuhan sehari-harinya tercukupi di
bandingkan dengan kelompok miskin, kelompok kaya memiliki penghasilan yang
banyak dan mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat.
- Kelompok miskin
Kelompok miskin biasanya untuk kehidupan sehari-harinya
belum tentu tercukupi, kelompok miskin penghasilannya sedikit, jadi pertumbuhan
ekonominya sangat lambat.
2. Pengamatan ketimpangan sosial antara toko minimalis
dan toko kelontong
Gambar tersebut
merupakan toko minimalis dan toko kelontong.
Faktor yang membuat ketimpangan sosial tersebut adalah
faktor letas dan faktor kondisi geografis. Jadi alasan saya membuat ketimpangan
sosial dari toko minimalis dan toko kelontong adalah dengan adanya faktor letak
dan kondisi geografis.
- Gambar 1 toko
minimalis
Harganya agak mahal dari toko tidak lengkap, yang dijual
toko minimalis barangnya lebih lengkap dibanding toko kelontong.
- Gambar 2 toko
kelontong
Harga barang di toko
kelontong lebih murah di banding toko minimalis, barang yang dijual toko
kelontong barang penjualan tidak lengkap.
Alasan saya mengamati toko lengkap dan toko kelontong
tersebut adalah adanya bentuk ketimpangan sosial pemilik toko kelontong.
- Toko Minimalis : Modal yang dibutuhkan
cukup banyak.
KETIMPANGAN SOSIAL
DI DESA MAGERSARI
(Dasilva Havieroca Pratama. Absn: 8)
1.
Ketimpangan sosial antara rumah yang bagus dan jelek bisa
mencakup berbagai aspek, seperti lokasi geografis, kualitas konstruksi,
fasilitas, dan nilai properti. Rumah yang bagus mungkin terletak di lingkungan
yang lebih berkembang dan memiliki akses lebih baik ke fasilitas umum,
sementara rumah yang jelek mungkin berada di area dengan kondisi ekonomi yang
lebih rendah atau kurangnya infrastruktur.
Selain itu, ketimpangan sosial di bidang perumahan juga dapat mencerminkan kesenjangan ekonomi, di mana kelompok dengan pendapatan lebih tinggi dapat membeli dan mempertahankan rumah yang lebih baik, sementara kelompok dengan pendapatan rendah mungkin terbatas dalam pilihan perumahan mereka.
Faktor-faktor ini dapat memainkan peran dalam menciptakan ketimpangan sosial di sektor perumahan. Upaya untuk mengatasi ketimpangan ini melibatkan kebijakan perumahan yang inklusif dan pemberdayaan ekonomi untuk mengurangi kesenjangan dalam akses dan kualitas perumahan.
2.
Ketimpangan antara toko sembako dan Alfamart bisa terkait
dengan berbagai faktor, termasuk lokasi, harga produk, dan jenis layanan yang
ditawarkan. Toko sembako mungkin lebih tersebar di area dengan tingkat ekonomi
rendah, sementara Alfamart mungkin lebih cenderung berada di lokasi yang lebih
padat penduduk atau perkotaan. Harga produk dan variasi barang juga dapat
memainkan peran dalam perbedaan ini.
(Fikri Rakida s.p. Absn: 16)
Perumahan tireman/desa tireman
1.PERBEDAAN ANTARA TOKO MEWAH SAMA SEDERHANA
Toko sederhana |
Toko mewah |
Pengaruh letak geografis ternyata berpengaruh terhadap
ketimpangan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang
jumlahnya sangat banyak. Akan tetapi, pulau-pulau ini tidak bisa dikelola
dengan baik sehingga ketimpangan sosial akhirnya terjadi.
Sama halnya seperti kedua toko tersebut, toko sederhana bisa
saja mengimbangi toko yang lebih mewah jika toko sederhana melakukan
pengelolaan dengan baik namun kenyataannya toko sederhana tersebut tidak bisa
mengelola dengan baik dan akhirnya timbulah ketimpangan sosial, namun untuk
mengimbangi toko mewah mungkin sangat sulit bagi toko sederhana, dikarenakan
perbedaan geografisnya dan alasan saya memilih contoh tersebut dikarenakan
faktor geografisnya, toko yang mewah terletak dipinggir jalan raya, dan sangat
mudah diakses banyak orang dari mana saja, jadi sangat memungkinkan jika toko
itu lebih laris dibandingkan toko sederhana, karena toko sederhana tersebut
terletak didalam gang yang jumlah masyarakat/orangnya lebih sedikit, jadi
biasanya yang datang ke toko tersebut hanya orang orang disekitar daerah itu
saja. banyak sekali perbedaan antara kedua toko tersebut, toko sederhana memang
memiliki fasilitas yang tidak lengkap atau seadanya saja, tidak ada tempat
duduk,sedangkan ditoko yang mewah terdapat fasilitas seperti tempat duduk untuk
bersantai dan berteduh dan juga AC, toko sederhana tidak terlalu memperhatikan
kebersihan rak dan kerapian produk. sedangkan toko mewah sangat memperhatikan
kebersihan, jarang sekali ada lantai atau rak yang kotor, dan produknya juga
tertata rapi.
2. Ketimpangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan
masyarakat sederhana
Rumah Sederhana |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar